Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan RI ini, menilai sudah saatnya ada kolaborasi intensif antara pemerintah, kampus dan badsan usaha swasta untuk mendukung pembiayaan kampus-kampus.
“Perusahaan swasta bisa memberikan bantuan. Kalau di Amerika disebut filantropi. Memberikan sumbangan atau semacam CSR (Corporate Social Responsibility). Perusahaan boleh memberi biaya pendidikan ke kampus-kampus, dan perusahaan swasta pun ikut berkonstribusi terhadap pendidikan kedokteran di Indonesia,” ujar Prof Taruna.
Baca juga: Reaksi Prabowo seusai Dijenguk Jokowi, Sebut Kondisi Terkini hingga Singgung soal Pertaruhan Nyawa
Ia berharap, untuk alokasi biaya pendidikan di Indonesia sebesar 20 persen dari APBN, bisa benar-benar dikelolah dengan baik, agar kekisruhan yang sering terjadi akibat mahalnya biaya kedokteran, tak lagi terjadi.
“Makanya kita berharap, orang yang akan jadi menteri pendidikan nanti adalah orang yang ngerti semuanya,” ucap Taruna. (*)