Istilah tersebut berkonotasi negatif dalam konteks mendiskreditkan orang Afrika.
Pihak Guinea sendiri sampai menutup kolom komentar mereka di Instagram.
Tidak hanya itu, mereka juga turut merilis pernyataan resmi terkait hinaan rasisme yang diterimanya melalui Instagram dan Twitter.
"Dihadapkan dengan banjir besar penghinaan rasis dan emoji monyet dari para penggemar Indonesia, JGN harus menonaktifkan komentar di halaman Instagram-nya," tulis akun resmi Guinea.
"Rasisme menjadi semakin lazim dalam sepak bola, yang merupakan olahraga yang seharusnya menyatukan kita, dan kita tidak akan pernah berhenti melawannya!"
"TIDAK UNTUK RASISME!" bunyi pernyataan Guinea.
Hal ini tentu saja sangat amat disayangkan mengingat apa yang terjadi di lapangan justru merembet di luar lapangan.
Bahkan hal itu sejatinya tidak perlu terjadi dan dilakukan.
Baca juga: Detik-detik Penalti Goib Wasit Letexier Francois untuk Guinea yang Kubur Mimpi Timnas U-23 Indonesia
Tindakan rasisme yang ditujukan ke para pemain Guinea tersebut telah mencederai sportivitas dan tidak menghargai martabat manusia.
Netizen Indonesia perlu bersikap lebih dewasa dalam menyampaikan kritik dan bijak dalam berujar di media sosial.
Sepak bola yang semestinya menjadi pemersatu bangsa justru menjadi alat untuk memecah belah dan merendahkan harkat dan martabat manusia.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik semestinya kita tetap menghargai dan menerima kekalahan dengan lapang dada dari yang dialami Timnas U-23 Indonesia.
Bukan melampiaskan kekesalan dan amarah dengan berujar kebencian di media sosial.
Artikel ini telah tayang di BolaSport.com dengan judul Akun IG Guinea Diserang Ujaran Rasis Usai Timnas U-23 Indonesia Gagal Lolos Olimpiade 2024