"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Selama ini, sambungnya, hubungan antara Jemaah Aolia dengan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis.
"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu," ujar Sutarpan.
Hubungan harmonis itu dapat dilihat saat perayaan Lebaran yang ditetapkan oleh pemerintah.
Biasanya jemaah Aolia dan warga lainnya mengadakan halal-bihalal untuk satu kampung.
"Kalau sudah hari Lebaran yang umum dari pemerintah. Kami di sini semua ngumpul untuk halal bi halal, gabung semua termasuk jemaah Aolia."
"Jadi memang tidak ada selisih antar warga, semua saling menghormati," paparnya. (TribunWow.com)