Kabar Tokoh

Cerdasnya Ayahanda Prabowo Subianto Kupas soal Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila

Editor: adisaputro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soemitro Djojohadikusumo, Prabowo Subianto dan putranya.

TRIBUNWOW.COM - Beredar di media sosial belum lama ini pemaparan cerdas dari ayahanda Prabowo Subianto, Soemitro Djojohadikusumo tentang trilogi pembangunan dan ekonomi Pancasila.

Dilansir TribunWow.com, dalam ulasannya, Soemitro menjelaskan aspek-aspek yang bisa mempengaruhi trilogi pembangunan dan ekonomi Pancasila yang pada saat itu ia sampaikan pada momen kuliah perdana di Universitas Terbuka.

Pertama, Soemitro mengulas tentang pentingnya lapangan kerja produktif  untuk pembukaan kesempatan kerja dan memunculkan hasil produksi yang lebih merata dan berkeadilan.

Menurut Soemitro, pembukaan pekerjaan produktif juga dapat berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat terhadap suatu hasil produksi.

Baca juga: Momen Prabowo Hormati Tamu Negara meski Tengah Berpuasa, Tetap Sediakan Kopi untuk Dubes AS

Selain itu, Soemitro juga membeberkan kaitan antara pekerjaan produktif dengan nilai kemanusiaan yang akan didapatkan.

Lebih lanjut, ayah kandung Prabowo Subianto itu juga memaparkan tentang dampak adanya pekerjaan produktif.

Menurutnya, pekerjaan produktif dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri manusia yang nantinya akan mempengaruhi pada proses pembangunan.

Di penjelasan akhirnya, Soemitro juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Harus mencari kesamaan pada titik temu yang bisa meningkatkan pekerjaan produktif yang dapat berdampak pada trilogi pembangunan.

Baca juga: 5 Lembaga yang Disebut Timnas AMIN Ikut Andil dalam Dugaan Kecurangan Menangnya Prabowo-Gibran

Berikut ini uraian penjelasan dari Soemitro Djojohadikusumo (ayahanda Prabowo Subianto) secara lengkap soal Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila:

Dengan demikian masalah kesempatan kerja dalam arti lapangan kerja produktif merupakan sesuatu yang penting sekali di dalam mewujudkan pembagian hasil produksi secara lebih merata dan adil

Dan demikian juga lapangan pekerjaan yang produktif mempunyai dampak rangkep, sebab di satu pihak jelas, bila semua angkatan kerja mendapatkan kesempatan kerja yang produktif hal itu akan menambah barang-barang dan jasa-jasanya sebagai hasil kegiatannya

Di lain pihak, dengan pekerjaan profduktif meningkatkan daya beli untuk sebagian besar penduduk dan memberi kesempatan bagi semakin banyak di antara penduduk untuk membeli hasil dari produksi masyarakat yang semakin bertambah

Daripada itu, pekerjaan produktif secara penuh juga mempunyai nilai kemanusiaan yang lebih luas.

Sebab hal itu dapat membantu untuk mempertahankan derajat manusia.

Untuk membantu menumbuhkan pada diri kita rasa percaya diri dan kepercayaan pada diri sendiri.

Kepercayaan pada diri sendiri ini lah modal utama suatu bangsa di dalam melaksanakan pembangunan .

Daripada itu sudah jelas, bahwa walaupun pembagian hasil produksi secara merata itu penting, namun pemerataan itu juga tetap membutuhkan peningkatan produksi barang-barang yang lebih banyak dan lebih baik.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pembagian hasil produksinya lebih merata merupakan dua sayap dari gerak kegiatan yang sama.

Dengan kata lain, dua-duanya merupakan sasaran kembar dalam kebijakan pembangunan.

Usaha kita untuk mencapai sasaran kembar itu memerlukan suasana kehidupan masyarakat yang stabil, apalagi masyarakat kita besar dan majemuk.

Masing-masing golongan dan ragam pergaulan lazim mempunyai selera sendiri kepentingan sendiri penglihatan sendiri.

Persepsi atau pun pola penglihatan suatu masalah itu sering tidak lepas dari tradisi lingkungan atau kepentingan masing-masing golongan kita.

Dalam hal negara kita, di mana rakyat kita sudah bertekad untuk hidup sebagai bangsa yang bersatu dan telah menyusun diri sebagai negara kesatuan maka harus selalu diusahakan adanya titik-titik temu yang harus dibina untuk perpaduan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat supaya secara bersamaan kita bisa menuju kepada sasaran yang sudah ditentukan.

Sebaliknya harus dicegah, bahwa masing-masing selera dari tiap golongan kepentingan-kepentingan itu menjurus menjadi faktor kekuatan yang saling bentrokan.

Apabila itu terjadi, maka landasan-landasan hidup kita akan goyah dan yang menjadi korban sendiri adalah rakyat hidup kita sendiri yang kita sayangi.

Dengan demikian stabilitas nasional merupakan syarat pokok di dalam penyelenggaraan pembangunan.

Daripada itu, stabilitas nasional juga seharusnya hasil dari proses pembangunan itu sendiri yaitu dengan menjaga supaya bertambahnya barang-barang dan jasa agar bisa dinikmati oleh sebagian besar penduduk bangsa kita.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Ikuti Saluran WhatsApp TribunWow dan Google News TribunWow untuk update berita populer lainnya