TRIBUNWOW.COM - Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyebut ada kecurangan yang terjadi dalam Pilpres 2024.

Dikutip dari Tribunnews, juru bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan mengatakan ada 5 lembaga yang diduga membantu kecurangan untuk memenangkan pasangan calon Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Kamis (14/3/2024).

"Kemenangan iu diperoleh dengan cara curang yang TSM dibantu oleh Presiden Jokowi jauh sebelum Pilpres dilaksanakan pada yang sangat mudah kita lihat," kata Iwan.

Baca juga: Momen Prabowo Hormati Tamu Negara meski Tengah Berpuasa, Tetap Sediakan Kopi untuk Dubes AS

Sementara 5 lembaga yang Iwan maksud adalah Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, Perangkat Desa dan Perangkat Negara.

Menurutnya, lembaga tersebut bergerak aktif untuk memenangkan paslon Prabowo-Gibran.

"Mereka aktif menjadi tim sukses dan penggunaan anggaran bansos yang berasal dari APBN," kata Iwan.

"Artinya cara-cara yang dilakukan meraih kemenangan di Pilpres 2024 ini adalah cara pemenangan paling buruk sejak reformasi 98," kata dia.

Timnas AMIN pun siap untuk menolak hasil penghitungan suara KPU RI yang memenangkan Prabowo - Gibran.

Baca juga: Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional KPU RI Hari Ke-16: Ada Paslon Baru yang Unggul hingga Penundaan

Diketahui, saat ini KPU RI tengah melakukan penghitungan suara nasional di tingkat provinsi.

Hingga Kamis (14/3/2024) malam, sebanyak 26 provinisi telah disahkan suaranya untuk Pilpres 2024.

"Kesimpulannya kami dari Timnas Amin menolak kemenangan 02 di 21 Provinsi karena diperoleh dengan cara-cara curang yang TSM (terstruktur, sistematis, dan masif) dan kami mendorong dilakukannya hak angket di DPR dan kami akan mengajukan sebgketa hasil pemilu ke MK," pungkasnya.

Tudingan itu bukan pertama kali dilayangkan oleh Timnas AMIN ke kubu 02.

Dikutip dari Antara, sebelumnya, Tim Hukum AMIN, Zaid Mushafi jug menyebut ada 10 tindakan curang yang dilakukan untuk memenangkan Prabowo-Gibran, Kamis (15/2/2024).

"Laporan kecurangan yang kami terima memang sudah banyak dengan beberapa pola kecurangan," ujar Zaid.

"Kurang lebih ada 10 pola kecurangan."