Dengan enam laga yang tersisa, tim butuh lebih dari kerja keras untuk bisa selamat dari degradasi di akhir musim.
Aji Santoso pun mengakui berbagi tanggung jawab dengan pemain mengenai keterpurukan Persikabo 1973 di musim ini.
"Saya sampaikan bahwa ini menjadi tentunya yang pertama saya bertanggung jawab, yang kedua pemain juga bertanggung jawab. Namun, yang pertama bertanggung jawab adalah saya,” kata pelatih berlisensi AFC Pro itu beberapa waktu lalu seusai tim kalah 1-2 atas Dewa United di laga pekan ke-28.
Ia mengungkapkan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengangkat performa tim.
Akan tetapi, itu seakan menemui kebuntuan.
“Kembali lagi, kekalahan-kekalahan dari empat pertandingan adalah kesalahan kami sendiri, kecuali kalau tidak ada koreksi, kalau tidak ada perbaikan dalam latihan, boleh saya mungkin disalahkan, tetapi ini sudah saya perbaiki semua," katanya.
Di sisi lain, ini adalah kali kedua mantan pelatih timnas Indonesia itu mengalami pemutusan kerja sama.
Sebelumnya, dia juga dilengserkan Persebaya Surabaya pada pekan ke-6 setelah lima laga tanpa kemenangan secara beruntun.
Baca juga: Profit di Luar Dugaan Timnas Indonesia Naturalisasi Zico Soree: Bomber PSS & Persis Potensi Terancam
Performa tersebut tidak sejalan dengan misi tim untuk meraih gelar juara di musim ini.
Secara total, dia telah memimpin Persebaya pada enam laga dengan 1 kali menang, 2 kali imbang, dan 3 kali kalah.
Perpisahan ini menjadi ironi sebab Aji Santoso adalah pelatih yang berhasil mengembalikan Persebaya sebagai tim yang disegani sejak promosi di Liga 1 Indonesia pada 2018 silam.
Prestasi terbaiknya adalah mengantarkan Persebaya finis sebagai runner up di Liga 1 2019.
Sosok Aji Santoso
Aji Santoso merupakan pelatih kelahiran Malang, 6 April 1970.
Sebelum menjadi pelatih kepala, Aji Santoso rupanya juga pernah membela beberapa klub besar di Indonesia, di antaranya Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persema Malang, dan Timns Indonesia.