TRIBUNWOW.COM - Simak Peringatan Dini cuaca ekstrem yang telah dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk sejumlah wilayah di Indonesia, Selasa 6 Februari 2024.
Menurut peringatan dini BMKG, sejumlah daerah perlu waspada cuaca ekstrem hujan lebat, hujan petir dan angin kencang.
Dilansir TribunWow.com dari BMKG, berikut rincian peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia:
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Selasa 6 Februari 2024: Bandung dan Semarang Hujan di Siang Hari
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Sumatera Barat
- Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua
Wilayah yang berpotensi hujan petir yang dapat disertai kilat dan angin kencang:
- Bali
- Maluku
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Aceh
Baca juga: Kunci Gitar Lagu Kembang Wangi - Happy Asmara, Lirik: Kowe Tak Sayangi Dadi Separuh Nyowoku
Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG menyebutkan, pusat tekanan rendah terpantau berada di daratan Australia Bagian Utara.
Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Teluk Carpentaria dan menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Teluk Carpentaria hingga Australia bagian utara.
Sementara itu, Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudra Hindia barat daya Banten dan Samudra Pasifik utara Papua yang membentuk daerah konvergensi memanjang di perairan barat Bengkulu hingga Lampung dan di Papua Barat hingga Papua.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Kep. Bangka Belitung hingga Laut Jawa, dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah, dari Laut Jawa hingga Selat Makassar, dari Jawa Timur hingga NTB, di NTT, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Timur, dan dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara.
Wilayah konfluensi terpantau berada di Laut Jawa, di Laut Banda, Laut Aru, dan Samudra Hindia selatan Jawa - NTT.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut. (*)