Menurut Fahri Hamzah, PKS dan PDIP menunjukkan perlawanan yang berbeda selama ini di masyarakat.
Termasuk ideologi keduanya yang sangat berbeda jauh.
“Dalam 10 tahun terakhir, PDIP dan PKS terus menerus menunjukkan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa mereka berbeda bagai minyak dan air," kata Fahri Hamzah, Senin (15/1/2024).
"Dan itu betul-betul ditegaskan berkali-kali bahwa PDIP dan PKS tidak akan pernah berkoalisi dalam bentuk apapun."
Fahri menyebut bahwa keberadaan PDIP dan PKS sendiri merupakan kutub ekstrem dari polarisasi politik yang terjadi di Indonesia.
Bahkan Fahri menuding dua partai itu yang menyebabkan munculnya kelompok ekstrimis hingga muncul tiga partai.
Menurut Fahri, kelompok kanan menarik Anies Baswedan, sementara kelompok kiri ditarik oleh Ganjar Pranowo.
Diberitakan sebelumnya, menurut pengamat politik Jannus TH Siahaan, tren kedekatan kedua kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Gibran mulai muncul setelah debat pertama presiden.
Saat itu Anies dan Ganjar bersama-sama menyerang Prabowo.
Dikutip dari Kompas.com, Jannus mengatakan ada pengaruh dari hasil survei yang banyak menyebut jika Pilpres akan berlangsung dua putaran.
"Lalu pada debat kedua, tren tersebut semakin jelas. Hal itu juga didukung oleh fakta hasil survei yang tidak juga memberi kepastian kepada kubu Prabowo soal pemilu satu putaran," kata Jannus dalam keterangannya seperti dikutip pada Senin (15/1/2024).
Selain itu, Jannus menilai tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran tak kunjung menembus angka 50 persen.
Baca juga: Terbaru! Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres seusai Debat Januari, Anies Vs Prabowo Vs Ganjar
Hal itu, menurut dia, memperlihatkan ceruk pemilih Prabowo-Gibran sudah masuk pada level klimaks dan sulit untuk ditingkatkan lagi.
"Artinya Pemilu berkemungkinan besar akan menjadi dua putaran. Nah, mau tak mau satu di antara dua akan lolos ke putaran kedua, melawan Prabowo- Gibran," ujar Jannus.
"Itu bisa saja Anies, ataupun Ganjar. Dan dengan tren perolehan suara Prabowo-Gibran yang tak juga tembus 50 persen, maka Anies dan Ganjar yang masuk putaran kedua berpeluang mengalahkan Prabowo, jika menggabungkan kekuatan," sambung Jannus.