TRIBUNWOW.COM - Tiga predator kemarin sore potensi jadi primadona transfer, Persija Jakarta, Persis Solo dan Persebaya Surabaya kans jadi yang terdepan untuk menggoda.
Dilansir TribunWow.com, bursa transfer awal musim Liga 1 2024/2025 bakal disajikan dengan adanya tiga opsi bomber berkualitas dari gelaran Liga 2 2023/2024.
Ketiganya saat ini tampil mengesankan di gelaran Liga 2 bersama Nusantara United FC, Semen Padang dan juga PSBS Biak.
Uniknya, tiga predator tersebut semuanya merupakan pemain kemarin sore yang baru catatkan kiprah anyar di sepak bola Indonesia dalam kariernya.
Baca juga: Sinyal Otak-atik Komposisi Persija Jakarta: 2 Potensi Dibuat Angkat Koper Thomas Doll, Jakmania Cek
Adanya ketiga bomber tersebut layak dipertimbangkan oleh Persija Jakarta, Persis Solo dan Persebaya Surabaya yang berpotensi bakal lakukan perubahan di lini depannya musim depan.
Lantas, apa sebabnya?
Seperti diketahui, Persija Jakarta saat ini tengah dipusingkan dengan agresifitas pemain depannya yang tak kunjung temui performa menawan.
Meski sukses memboyong Gustavo Almeida, Persija Jakarta belum tentu dapat mempermanenkannya awal musim nanti karena Arema FC selaku pemilik bisa saja menariknya kembali.
Sedangkan Marko Simic, ia masih kesulitan menemukan kembali sentuhannya di musim ini bersama Persija Jakarta.
Catatan 3 gol dari 16 laga jadi bukti Marko Simic belum mampu menjawab beban besar yang ada di pundaknya.
Senada dengan Persija Jakarta, Persis Solo juga berpotensi lakukan perubahan untuk skema lini depannya.
Keputusan melepas Fernando Ortega yang memilih untuk berkarier di kampung halamannya di Spanyol menimbulkan masalah anyar di lini depan Persis Solo.
David Gonzales alias Roni yang mendapatkan kepercayaan tak mampu berbicara banyak setelah hanya mampu bukukan 3 gol dan 3 assist.
Baca juga: Transfer Rasa Arema FC di Bumi Sambernyawa? Persis Solo Potensi Jadi Customer Pertama, Pasoepati Cek
Beruntung, Persis Solo masih memiliki predator lokal tajam pada diri Ramadhan Sananta.
Kontras dengan Persija Jakarta dan Persis Solo, nasib lebih apes justru dialami Persebaya Surabaya.