Terkini Daerah

Fakta Kakak Adik Carok Vs 10 Orang: Tak Luka meski Tewaskan 4 Lawannya, Pernah Berguru di Kalimantan

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kakak adik pelaku carok di Bangkalan yang menewaskan empat orang.

TRIBUNWOW.COM - Viral di media sosial aksi carok berdarah yang menewaskan empat orang di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa Timur.

Peristiwa carok yang melibatkan kakak adik ini ternyata bukan 2 vs 4, melainkan 2 vs 10 orang.

Meski melawan 10 orang, kakak beradik ini tidak mengalami luka sama sekali, sementara empat lawannya meninggal dunia.

Kepada polisi, Hasan Busri dan Wardi mengaku lima lawannya kabur dari TKP.

Baca juga: Tak Mengaku saat Dituduh Mencuri, Viral Santri di Bangkalan Tewas Dikeroyok Senior di Kamar Asrama

Sedangkan lima lainnya melanjutkan duel, hingga empat di antaranya tewas.

Empat korban ini adalah Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri, dan Hafid.

"Kurang lebih 10 yang ada, tapi yang masuk 5," kata Wardi di hadapan polisi, dikutip dari TribunBogor.

Sementara 5 orang lainnya menurut Wardi, kabur saat ia dan Hasan Busri datang membawa celurit.

"Yang lainnya kabur," kata dia.

Dari 4 yang tewas, menurut mereka sebenarnya ada 5 orang yang melawan kakak beradik itu.

Namun satu orang lainnya berhasil lolos dari maut.

Hal itu karena Hasan Busri meminta orang tersebut untuk pulang.

"Jadi disuruh pulang sama dia," kata Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya.

Hasan menuturkan, saat itu dirinya ditantang duel oleh korban Mat Tanjar.

"Kata dia jangan berani-berani nyapa saya," ungkap Hasan.

Kemudian menurut dia, Mat Tanjar turun dari motor dan memuluk Hasan Busri.

"Mat Terjam mukul saya, adeknya ngeluarin celurit, saya pegang celuritnya," kata dia lagi.

Menurutnya saat itu Mat Tanjar dan Mat Terdam menghampiri dia sambil berboncengan.

Setelah itu Hasan Busri pun disuruh pulang oleh Mat Tanjar untuk mengambil celurit.

Tantangan itu pun ditanggapi oleh Hasan yang kemudian mengajak adiknya, Wardi.

Keduanya berduel dengan 5 orang termasuk Mat Tanjar dan Mat Tendar.

Dari duel itu, 4 orang tewas sementara Hasan dan Wardi tidak mengalami luka sama sekali.

Sempat Dilarang Orangtua ke TKP

Sebelum kejadian, rupanya kedua pelaku sudah dilarang pergi oleh orangtuanya.

“Orang tua tidak tahu saya berhadapan dengan siapa, saya hanya bilang punya masalah."

"Ibu melarang saya (kembali ke TKP),” ungkap tersangka Hasan Busri di hadapan Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya .

Namun, tersangka Hasan Busri yang mengaku pernah belajar silat saat merantau di Kalimantan tetap bersikukuh kembali ke TKP terjadinya cekcok dengan korban Mat Tanjar.

Berbekal masing-masing satu buah celurit, kakak beradik itu tiba di TKP.

Seperti diberitakan sebelumnya, tersangka Hasan Busri pulang untuk mengambil celurit hingga bertemu dengan adiknya, tersangka Wardi setelah ditantang duel oleh korban Mat Tanjar.

Sempat juga terjadi cekcok antara tersangka Hasan Busri dan korban Mat Tanjar di pinggir jalan.

Baca juga: Demi Lindungi Istri dan Keluarga, Ayah di Semarang Bunuh Anak, Ini Pengakuan dan Kronologinya

Kone’eh gemanah kakeh (ambil senjatamu),” kenang Hasan Busri menirukan tantangan Mat Tanjar.

Korban Mat Tanjar disebut tersangka Hasan Busri sebagai pelatih silat dan penjaga tambak.

Di tengah peristiwa cekcok, tersangka Hasan Busri sempat menerima beberapa pukulan dari korban Mat Tanjar.

Sementara adik korban, MTD disebut tersangka mengeluarkan sebilah celurit.

Jek ngal-bengal nyapah engkok (kok beraninya menyapa saya),” tutur tersangka Hasan Busri menirukan perkataan korban Mat Tanjar.

Tersangka Hasan Busri mengaku dalam keseharian tidak mengenal korban, hanya sebatas tahu terhadap sosok korban Mat Tanjar.

Sementara korban MHF diakui tersangka masih keluarga jauh.

“Ketika (celurit) saya patah, saya ambil punya Mat Tanjar yang tubuhnya sudah ambruk, lanjut (carok) dengan yang lain,” pungkas tersangka Hasan Busri.

Patahan gagang celurit milik Hasan Busri dijadikan salah satu barang bukti dari peristiwa carok itu.

Polisi juga menyita satu buah celurit tanpa selongsong yang masih terdapat bercak darah, kemudian satu buah celurit beserta selongsongnya, serta pisau lengkap dengan selongsong, dan satu buah jaket berbahan jeans milik tersangka Hasan Busri.

Sementara tersangka Wardi mengaku bahwa dirinya bertemu dengan kakaknya, Hasan Busri ketika hendak mengambil celurit.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung tancap gas membonceng Hasan Busri menuju TKP cekcok dengan korban Mat Tanjar.

Tubuh kedua kakak beradik itu tidak mengalami luka.

Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, sebelum peristiwa carok pecah pelaku sempat terlibat cekcok karena ditegur oleh korban saat mengendarai sepeda motor karena dianggap laju motor terlalu kencang dan sorot lampu mengenai mata korban.

“Pelaku ditantang korban dengan kalimat, kalau kamu berani pulanglah ambil senjata."

"Ternyata pelaku meladeni dan pulang ambil dua buah celurit, di tengah perjalanan bertemu saudaranya dan mengajak ke TKP,” ungkap Febri di hadapan insan jurnalis.

Saat mengambil dua buah celurit itulah, lanjut Febri, tersangka Hasan Busri juga sempat meminta izin kepada orang tua namun dilarang.

“Sebenarnya orang tua melarang, tidak usah pergi. Tetapi pelaku tetap memaksa untuk kembali ke TKP,” pungkas Febri. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Pengakuan Kakak Beradik Tersangka Carok di Bangkalan: Orang Tua Sempat Melarang Balik ke TKP, dan di TribunnewsBogor.com dengan judul Bukan 2 Vs 4, Pelaku Carok Madura Ternyata Duel Lawan 10 Orang, Sisanya Kabur Saat Lihat Hasan Busri