"Jika Ganjar memaksimalkan narasi untuk menarik elektoral yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi. Kue isu harus dibagi duanya dengan Anies Baswedan."
"Itu pun jika formasinya dibagi dua, beda cerita jika ini menjadi ranah pertarungan “positioning”, Anies perubahan dan Prabowo keberlanjutan," tutup Arifki.
Baca juga: Komparasi Hasil Survei IPO setelah dan sebelum Debat, Prabowo-Gibran, Anies-Muhaimin Alami Kenaikan
Hal senada juga dikatakan oleh Peneliti senior Median Ade Irfan Abdurrahman, Senin (8/1/2024).
“Yang turun drastis itu memang Ganjar dari 26,7 persen menjadi 20,1 persen,” ujar Ade.
Ia menduga banyak suara pemilih Ganjar-Mahfud yang berpindah ke capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Dari sini kelihatan kemungkinan besar perpindahan suaranya itu, itu adalah ke Prabowo,” ujar Ade.
Di saat yang bersamaan, suara elektabilitas Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar mengalami kenaikan.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan ada beberapa faktor yang membuat suara Anies meninggi.
“Hal ini karena beberapa faktor. Anies dianggap meyakinkan dalam paparan gagasan dan rencana kerja, juga dipengaruhi intensitas Anies dalam berkomunikasi dengan masyarakat, termasuk melalui media sosial,” terang Dedi.
Selain itu, ketokohan Anies dinilai cukup kuat diingat publik sebagai calon pemimpin yang memiliki wibawa.
“Setidaknya situasi ini membuat pilpres lebih mungkin berjalan dua putaran, dengan sebaran elektabilitas yang ada, akan sulit dilakukan pilpres satu putaran."
"Hal ini membangun peluang Anies bisa membalikkan situasi pada putaran kedua nanti,” ujar Dedi. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)