TRIBUNWOW.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengalami penurunan berdasarkan dua lembaga survei yang dirilis pada Desember 2023.
Dua lembaga survei itu adalah Litbang Kompas dan LSI Denny JA.
Penuruan PDIP bersamaan diiringi dengan kenaikan Partai Gerindra yang berada di posisi puncak.
LSI Denny JA pun memberikan analisis penyebab turunnya suara PDIP.
Baca juga: Gerindra Berpotensi Gagalkan Cita-cita PDIP Hattrick di Pemilu 2024, Dua Lembaga Survei Berbicara
Dikutip dari YouTube LSI Denny JA, Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso menganalisis penyebab utama adalah blunder serangan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya publik yang menilai bagus kinerja Jokowi mulai beralih dari suara PDIP.
“Serangan-serangan seperti menyampaikan neo-orba, isu penegakan hukum bernilai 5 oleh Ganjar, isu dinasti, justru malah mengkibatkan turunnya pemilih yang kuas pada kinerja Jokowi berpindah ke lainnya,” jelas Hanggoro dalam siaran pers virtual, Selasa (19/12).
Selain faktor Jokowi, ada pula faktor calon presiden yang diusung yakni Ganjar Pranowo.
Diketahui, Ganjar Pranowo sempat viral lantaran menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel.
Baca juga: PAN, Golkar hingga PSI, Ada Peluang Jokowi Pindah Partai Lain? Bisa Picu Serangan Dahsyat ke PDIP
Sebanyak 9,3 persen publik menyalahkan Ganjar Pranowo atas batalnya Piala DUnia U-20 tersebut.
“Ternyata, menolak piala dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster, maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,” paparnya.
Analisis berikutnya adalah soal melekatnya petugas partai pada presiden yang berasal dari PDIP.
Hal itu dianggap tak sesuai dengan kehendak rakyat yang seharusnya presiden berpihak pada rakyat.
“Mayoritas masyarakat yang kita tanyakan kurang setuju, 68,9 persen menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden RI sebagai petugas partai,” jelas Hanggoro.
Baca juga: 3 Survei Terbaru Elektabilitas Parpol: Gerindra Teratas, Lampaui PDIP di 2 Lembaga
Sementara itu, menurut Yohanes Hendarta Peneliti Litbang Kompas, kemerosotan PDIP adalah efek ekor jas atau capres-cawapres yang diusungnya.