Pelaku penyerangan itu disebut-sebut bukan warga Kelurahan Manisrenggo.
"Sebelum sholat Magrib saya melihat sudah banyak orang di dalam masjid, tapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo," kata Mashuri, Jumat (15/12/2023), dikutip dari TribunKediri.
"Saya berusaha melerai dengan membawa satu orang. Ternyata di luar serambi masjid banyak temannya, saya dicekik dan selanjutnya saya tidak sadar," jelasnya.
Atas peristiwa tersebut, Mashuri kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polres Kediri Kota.
Baca juga: Viral Ucapan Ndasmu Etik: Tanggapan Prabowo, Video Dipotong hingga Gerindra Bingung Sosok Penyebar
Penyebab Terjadinya Keributan
Terkait kejadian tersebut, Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun, Saifuddin mengatakan, keributan terjadi karena ada pihak yang tidak terima adanya penggantian imam sholat Magrib.
Lantaran masjid tersebut masih dalam konflik, maka pihaknya akan menunggu keputusan dari Badan Wakaf Indonesia (BWF) Kota Kediri.
Saifuddin mengatakan pihak takmir mengaku akan ikhlas dengan keputusan BWI.
Namun, ia mengatakan terdapat salah satu pihak yang justru berniat menguasai masjid sebelum adanya keputusan dari BWI.
Sebelumnya telah diupayakan untuk melakukan perdamaian dari kepengurusan ketakmiran masjid.
Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil.
"Karena yang diinginkan dari masyarakat sama-sama mengelola masjid. Namun kalau bentuknya perdamaian seolah-olah ingin mengusai masjid kami tidak terima."
“Karena Masjid Al Muttaqun merupakan masjid dari orang banyak dan yang wakaf juga lebih dari satu orang. Yang membangun masjid 100 persen warga masyarakat," sambungnya.
Kini takmir masjid telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Kediri Kota.
Sebab, hingga saat ini terdapat tiga jemaah yang menjadi korban dalam keributan tersebut.