Diberitakan sebelumnya, istilah gemoy itu juga menjadi sorotan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah.
Ia menyebut ada gaya komunikasi yang ingin ditunjukkan Prabowo dan timnya lewat narasi gemoy.
Lewat joget gemoy, Prabowo dianggap menggunakan komunikasi dengan berbasis pada spirit nilai-nilai kenabian, Minggu (26/11/2023).
Selain itu, bisa terlihat sisi humanis Prabowo yang dianggap tulus berjuang lewat jogetan tersebut.
"Prabowo tampak lebih tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang," kata Toto dikutip dari Tribunnews.
"Dan saat diserang, dia lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah.
"Saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik," tambah Toto.
Menurutnya, gaya komunikasi ini sangat berbeda dengan karakter yang dibangun Prabowo saat Pilpres 2019 lalu.
"Inilah yang membedakan Prabowo hari ini dengan Prabowo dulu, tepatnya pada Pilpres 2019 lalu," katanya.
"Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, secara karakter personal, Prabowo hari ini dipersepsi sebagai figur strong leader," ungkapnya.
Menurut Toto, hal yang membedakannya dengan Prabowo dulu, saat ini sudah mulai dipersepsi plus, yaitu selain strong leader, juga figur yang semakin humanis.
Termasuk terlihat dari sikapnya yang tak mudah terpancing, tak lagiĀ emosional dan lebih sering bercanda. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)