TRIBUNWOW.COM - Nasib Joko Santoso, politisi Partai Gerindra yang viral diduga melakukan pemukulan terhadap seorang kader PDIP Suparjiyanto (58) di Semarang, Jawa Tengah.
Terbaru, Joko Santoso mendapat “hukuman” oleh majelis kehormatan Partai Gerindra yakni dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang.
Joko Santoso juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga maupun kader dan pendukung atas kegaduhan yang terjadi di lingkungannya pada Jumat (8/9/2023) lalu.
“Apa yang saya lakukan ini semata sebagai bentuk loyalitas, tanggungjawab, dan perjuangan sebagai kader Partai Gerindra,” kata Joko Santoso, Minggu (10/9/2023) seperti dikutip dari Tribunjateng.com.
Baca juga: Fakta Viral Pemukulan Kader PDIP oleh Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, telah Resmi Dilaporkan
Joko berharap, kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari.
Sebagai warga negara yang taat hukum, dirinya akan ikuti proses sehingga akan terlihat apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya sebagai kader partai akan taat dan patuh terhadap putusan yang diambil DPP melalui Mahkamah Kehormatan Partai."
"Demikian yang saya sampaikan, sekali lagi mohon maaf kepada Pak Prabowo, pimpinan partai dan semua struktur dan stakeholder partai atas tidak kenyamanan yang saya lakukan,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro menambahkan, bersama Joko Santoso telah mengikuti sidang bersama mejelis kehormatan Partai Gerindra yang digelar melalui zoom di kantor DPD Gerindra Jawa Tengah.
“Patuh terhadap organisasi, mas Joko ini merupakan risiko perjuangan."
"Kami menunggu legal formalnya."
"Di sisi lain, masalah ini tidak menyurutkan Kota Semarang perjuangan untuk kemenangan,” ujar Sriyanto kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/9/2023).
Dijelaskannya, terkait dengan masalah hukum yang menimpa Joko Santoso, pihaknya mengedepankan asas praduga tidak bersalah.
DPD Partai Gerindra Jawa Tengah juga memberikan pendampingan hukum.
“Sesuai intruksi pak Prabowo Subianto tidak boleh menjelek-jelekan dan harus menjaga hubungan baik dengan partai lain,” imbuhnya.
Baca juga: Pengakuan Ketua DPC Gerindra Viral Pukul Kader PDIP, Bingung Muka Korban Benjol padahal Gak Kena
Ia juga mengintruksikan kepada kader agar tidak terpancing emosi.
Menurutnya, di balik kejadian ini ada pelajaran yang bisa dipetik semua pihak.
Perihal alat peraga ada aturan main ketika dipasang, misalkan ketika hari ulang tahun partai, bendera pasang bebas, pasang begitu juga di rumah kader atau pengurus.
“Pak Joko menerima keputusan dari majelis kehormatan Partai Gerindra,” pungkasnya.
Sempat Bantah Lakukan Pemukulan
Diberitakan sebelumnya, rekaman CCTV yang menunjukkan pemukulan kepada seorang pria jadi bahan perbincangan.
Dalam video tersebut, seorang pria nampak marah kepada seorang pria lainnya.
Diketahui, pria yang marah tersebut ialah Joko Santoso, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Jawa Tengah.
Joko Santoso yang juga merupakan anggota DPRD Kota Semarang diduga melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58).
Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-Cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam.
Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya dan sekarang masih dirawat di UGD Panti Wiloso, Citarum, Kota Semarang.
Dugaan aksi penganiayaan tersebut dipicu gara-gara masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung Cumi-cumi Bandarharjo, Kota Semarang.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso saat dikonfirmasi membenarkan bahwa di dalam video tersebut adalah dirinya.
Namun ia membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDI Perjuangan.
"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," katanya.
Baca juga: Head to Head Prabowo Vs Ganjar Versi Survei Polling Institute, sang Menhan Unggul 10 Persen
Ia mengatakan ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut dan dirinya hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka.
"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan. Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," kata Joko.
Dijelaskannya, kemarahan terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.
Awalnya sejak lima bulan yang lalu dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.
Namun baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.
Namun yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang ada terpasang di semua lingkungan RW.
Menurutnya hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.
Ia menyadari di tengah tahun politik seperti sekarang suasana panas rawan muncul.
Dirinya mencoba menghindari anarkisme dan intimidasi.
"Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah karena ada caleg lain yang bisa masuk. Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om," imbuhnya.
Joko mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Ia pun mempersilahkan jika dirinya akan dilaporkan ke pihak kepolisian.
Dirinya juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu.
"Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," pungkasnya. (*)
Baca berita Viral lainnya
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Joko Santoso Minta Maaf, Bikin Gaduh di Kota Semarang, Kini Tak Lagi Jabat Ketua DPC Partai Gerindra