TRIBUNWOW.COM - Buntut dari dukungannya kepada capres Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko kini mendapat sorotan dari rekan-rekan aktivisnya.
Dilansir TribunWow.com, Budiman Sudjatmiko yang merupakan kader PDIP sempat mengumumkan bahwa ia mendukung sosok Prabowo Subianto yang berasal dari fraksi Partai Gerindra di Pilpres 2024 mendatang.
Dukungan dari Budiman Sudjatmiko tersebut sempat menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk PDIP yang kabarnya sempat mengancam bakal memberikan sanksi kepada aktivis tahun 1998 tersebut.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko Coba Cari Peruntungan dengan Dukung Prabowo, PDIP Rugi jika Pecat Kadernya Itu
Kini, Budiman Sudjatmiko juga mendapat kecaman dari aktivis yang menjadi kawan seperjuangannya dalam menumbangkan Orde Baru di tahun 1998 lalu.
Dilansir dari Wartakotalive.com pada Senin, 21 Agustus 2023 lalu, sosok mantan Sekjen Partai Rakyak Demokratik (PRD), yakni Petrus Haryanto yang merupakan teman satu sel Budiman Sudjatmiko yang sama-sama diculik pasukan Prabowo kala itu, menyesalkan pilihan kawannya tersebut.
Pada saat diculik tim dari Prabowo, Budiman dan Petrus berasal dari satu partai yang sama, yakni PRD.
Budiman Sudjatmiko berstatus sebagai ketua PRD, sedangkan Petrus Haryanto adalah sekjen partai tersebut.
Langkah Budiman Sudjatmiko dalam mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 juga dianggap mencederai keluarga korban penculikan.
"Manuver Budiman secara terang-terangan mendukung Prabowo adalah dukungan kepada penjahat HAM. Itu adalah langkah politik yang ingin menghapus jejak hitam pelaku pelanggaran HAM, meneguhkan politik impunitas,” ujar Petrus Haryanto.
Baca juga: Bakal Pindah ke Gerindra? Begini Jawaban Budiman saat Ditanya jika Dipecat PDIP Imbas Dukung Prabowo
Petrus juga mengecam pendirian Budiman yang menilai Prabowo Subianto adalah pemimpin strategis yang mampu mengemban tugas untuk memajukan Indonesia, siap menghadapi tantangan ke depan, serta berhadapan dengan negara-negara barat.
“Itu pembenaran Budiman saja, untuk melegitimasi bahwa berangkulan dengan penculik adalah keharusan
sejarah. Itu bukti pragmatisme Budiman supaya bisa mendapatkan sesuatu ketika Prabowo berkuasa. Padahal belum tentu juga Prabowo menang," tambah Petrus.
Petrus Haryanto juga menilai Budiman Sudjatmiko menunjukkan politik oportunis dengan mendukung Prabowo di Pilpres 2024 nanti.
“Mana yang lebih menguntungkan. Tetap di PDI Perjuangan tetapi karier politiknya mandeg, atau berpindah ke Prabowo yang digadang-gadang akan memenangi pertarungan pilpres?," kata Petrus Haryanto.
"Budiman memilih meloncat ke mantan Pangkostrad yang dipecat era Presiden Habibie itu, walau menciderai idealismenya sendiri sebagai mantan aktivis. Bahkan, dia telah mencoreng nama baik aktivis 98 secara keseluruhan,” ujar Petrus.
Petrus juga tidak setuju dengan pernyataan Budiman Sudjatmiko yang menyebut Prabowo memiliki cara berpikir yang sama dengan para aktivis.
Baca juga: Pengamat Sebut Budiman Sudjatmiko sedang Cari Perhatian PDIP dengan Beri Dukungan ke Prabowo
“Tidak benar juga Prabowo Subianto sudah berubah, seperti dikatakan Budiman bahwa sekarang ada kesamaan cara pandang Prabowo dan dirinya yang seorang mantan aktivis."
"Cara pandang Budiman, ngawur. Prabowo belum mengalami perubahan dari watak lamanya. Sekarang ini hanya berubah taktiknya, seolah-olah dia memuja Presiden Jokowi.
"Taktik ini tidak lain untuk memanipulasi persepsi publik, mengambil hati para pendukung Jokowi,” kata Petrus.
Deklarasi dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo juga dikecam oleh mantan aktivis PRD lainnya, yakni Wilson.
Wilson menilai Budiman yang tidak menyebut penyelesaian pelanggaran HAM di Indonesia sebagai pondasi persatuan bangsa membuat beberapa pihak menyesal, termasuk dirinya.
Wilson juga menambahkan ironi yang ada dalam deklarasi Relawan "Prabu" yang bertempat di Jawa Tengah, di mana daerah tersebut merupakan tempat diculiknya dua aktivis PRD, yakni Wiji Thukul dan Suyat yang masih hilang sampai sekarang.
"Ini ironis sekali, di Jawa Tengah juga ada dua aktivis PRD yg hilang diculik saat perjuangan reformasi 1998."
"Selama 25 tahun Budiman tak pernah menjumpai keluarga korban penculikan yaitu Wiji Thukul dan Suyat di Solo. Sekarang, dia malah bergabung dengan capres yg terlibat dalam kasus penculikan aktivis reformasi 1998," tutur Wilson.
Diketahui beberapa waktu lalu, Budiman Sudjatmiko sempat menyatakan dukungannya kepada Prabowo dengan membentuk relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 18 Agustus 2023 lalu.
Dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto digadang-gadang memperkuat koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang sudah diisi oleh Partai Gerindra, PKB, PAN, serta Golkar jelang Pilpres 2024 nanti.
Baca juga: Prabowo-Budiman Dianggap Umbar Deklarasi Perang oleh Politikus PDIP Guntur Romli, Bawa-bawa Jokowi
Pengamat Sebut Budiman Sudjatmiko sedang Cari Perhatian PDIP dengan Beri Dukungan ke Prabowo
Politisi Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dianggap hanya cari perhatian dengan mendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto.
Hal ini dikatakan oleh pengamat politik Adi Prayitno di kanal YouTube Berita Satu, Senin 21 Agustus 2023.
Adi Prayitno mengatakan Budiman Sudjatmiko sedang bermasalah dengan PDIP.
Sehingga tak ikut mendukung Ganjar Pranowo sebagaimana bacapres yang sudah ditunjuk oleh PDIP.
"Saya kira ada sesuatu yang terjadi pada Budiman Sudjatmiko dengan internal partainya, mungkin persoalan posisi Budiman yang saat ini tidak terlihat kelompok signifikan, dalam konteks itu Budiaman khusus mendapatkan perhatian PDIP untuk dijadikan sebagai sosok penting terutama menuju 2024," ujar Adi Prayitno.
"Artinya peran Budiman ini sebagai aktivis, sebagai politisi yang cukup lama harus juga dilihat dan difungsikan."
Dukungan Budiman Sudjatmiko ke Prabowo pun dianggap hanya semacam mencari sensasi ke partainya.
"Saya membaca jangan-jangan dukungan Budiman ke Prabowo ini hanya sebatas kegenitan politik biasa supaya PDIP memperhatikan secara serius," katanya.
Pasalnya, posisi Budiman Sudjatmiko dalam PDIP tak main-main.
Selain sebagai aktivis di era kemerdekaan, Budiman Sudjatmiko adalah senior di PDIP
Sehingga akan menjadi kesalahan bagi partai jika melepaskan Budiman Sudjatmiko begitu saja.
"Sepertinya ini ada forum mediasi yang disiapkan PDIP ke Budiman untuk menjelaskan maksudnya apa, kalau memang Budiman tak bisa ditahan ingin pisah jalan bukan tidak mungkin bagi PDIP akan berikan sanksi."
"Karena bagi PDIP entah itu kader biasa, entah itu elite kalau sudah tidak tegak lurus pastinya akan diberikan sanksi tegas oleh PDIP inilah yang sepertinya sedang ingin dibangun oleh PDIP."
Diberitakan sebelumnya, Budiman Sudjatmiko sempat diancam untuk keluar dari PDIP karena mendeklarasikan dukungan ke Prabowo.
Namun, dikutip dari Tribunnews, nasib Budiman Sudjatmiko masih berada di PDIP.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Sekretariat DPP PDIP, Adi Dharmo yang menyebut Budiman Sudjatmiko masih berseragam PDIP.
Status keanggotaan Budiman Sudjatmiko batal dicopot.
Pasalnya, PDIP mengaku saat ini hanya fokus pada kemenangan Ganjar Pranowo.
Terlebih, hasil survei terbaru dari dua lembaga mencuatkan nama Ganjar Pranowo unggul dibanding Prabowo Subianto.
Sebelumnya, nama Prabowo lah yang kerap unggul di berbagai lembaga survei.
"Hari ini PDIP sedang fokus membahas hasil survei Indikator dan Kompas yang menunjukkan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound," kata Adi dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).
"Berbeda dengan trend elektoral Prabowo yang sudah mentok dan menunjukkan tren penurunan," ujarnya.
Adi menjelaskan seluruh partai politik (parpol) pendukung akan semakin masif bergerak memenangkan Ganjar bersama relawan.
"Itu lebih penting sebagai momentum politik bagi pergerakan yang semakin masif untuk Ganjar Pranowo bersama parpol pengusung dan relawan," ucap Adi.
Sehingga tak ada waktu untuk membahas Budiman Sudjatmiko yang sejatinya memang menjadi politikus kondang dari PDIP.
Diketahui, Budiman Sudjatmiko membuat keputusan yang berbeda dengan partainya dalam Pilpres 2024.
Alih-alih mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, Budiman Sudjatmiko justru mendeklarasikan diri mendukung Prabowo Subianto.
Deklarasi ini dilakukan Budiman Sudjatmiko bersama gerakan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).
Setelah melakukan deklarasi yang juga dihadiri oleh Prabowo itu, Budiman Sudjatmiko mengaku siap menerima konsekuensi atas pilihannya.
Termasuk apabila mendapat sanksi dari PDIP.
“Jangan berandai-andai terkait sanksi. Ini situasi dinamis, saya pikir kalaupun ini berisiko, saya tidak akan lari dari tanggung jawab,” katanya, Jumat (18/8/2023), dilansir TribunJateng.com.
Budiman menyebut, jika dukungan tersebut dianggap suatu kekeliruan, maka dirinya akan bertanggung jawab 100 persen.
Menurut Budiman, ia tak membawa nama partai dan tak bermaksud meminta jabatan ataupun uang dalam deklarasi tersebut.
Deklarasi Prabu ini, kata Budiman, merupakan gerakan dari lintas partai dan golongan.
“Di sini saya tidak membawa partai, saya bersama Prabu mendukung sosok Prabowo bukan partainya,” jelasnya.
Budiman mengatakan, setiap warga negara Indonesia yang dimungkinkan oleh undang-undang bisa maju dalam Pilpres 2024.
Meski demikian, Budiman menegaskan dalam deklarasi itu, tidak ada pencalonan Wapres untuk maju bersama Prabowo Subianto.
Deklarasi tersebut, dikatakan Budiman, murni gerakan dukungan tanpa membawa nama partai. (TribunWow.com)
Baca berita Pilpres 2024 lainnya