TRIBUNWOW.COM - Sumatera Barat menjadi provinsi dengan paling sedikit pemilih untuk PDIP.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengungkap sulitnya peluang PDIP untuk bisa menjadikan Sumatera Barat (Sumbar) menjadi basis pemilih pada Pemilu 2024.
Awalnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang berharap daerah Sumbar bisa menjadi basis massa pemilih partainya.
Baca juga: PDIP Bantah Rumor Jokowi Dukung Prabowo di 2024, Singgung soal Proses Pergantian Kepemimpinan
"Jika PDIP mengupayakan secara murni dengan memberikan gagasan politik, Sumbar akan sulit," kata Dedi kepada Kompas.com, Rabu (5/7/2023).
Dedi mengatakan sejumlah alasan mengapa PDIP sulit menjadikan Sumbar sebagai basis massa.
Pertama, dari segi karakter pemilih di Sumbar yang berbeda dengan pemilih PDIP pada umumnya.
"Juga karena iklim budaya Sumbar yang lebih religius," tambah dia.
Maka, pemilih di Sumbar kemungkinan besar dinilai akan kembali memilih partai religius semisal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca juga: Serang Keluarga Jokowi, Politisi PDIP Ini Sebut Gibran Anak Ingusan hingga Kecewa pada Bobby
Namun, untuk partai nasionalis, Sumbar kemungkinan juga bakal kembali memilih Partai Gerindra pada 2024.
"PDIP hanya akan alami kekalahan serupa di Sumbar, basis Sumbar sejauh ini masih PKS dan Gerindra, sehingga akan menjadi pertarungan Anies dan Prabowo," ujar dia.
Lebih jauh, Dedi juga membaca harapan serupa turut disasar oleh Gerindra.
Gerindra, menurut dia, sejauh ini tengah mengupayakan menyasar pemilih di Jawa Tengah.
Adapun basis massa pemilih di Jawa Tengah memilih PDIP.
Namun, Dedi melihat peluang Gerindra di Jawa Tengah untuk bisa menyasar pemilih lebih rasional ketimbang PDIP di Sumbar.
"Kecuali cara yang digunakan adalah propaganda yang bisa merusak konsolidasi publik Sumbar, dan itu sudah dilakukan dengan mengadu domba termasuk gunakan materi propaganda fiktif, permusuhan, dan pemisahan antar kelompok," tutur Dedi.