TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto teringat akan sebuah pesan yang dulu pernah ia sampaikan kepada anak buahnya saat mendapat pertanyaan dari jurnalis senior Najwa Shihab.
Prabowo mendapat pertanyaan kapan terakhir kali dirinya menangis.
Dikutip TribunWow, pertanyaan ini diajukan pada segmen terakhir acara Mata Najwa, Kamis (29/6/2023).
Baca juga: Di Masa Lalu, Prabowo Subianto Akui Pernah Ditegur Tentara Pangkat Kopral: Lucu-lucu
Prabowo awalnya menjelaskan bahwa dirinya adalah orang yang gampang menangis dan terharu.
Ia lalu mencontohkan ketika melihat suatu hal yang membanggakan dirinya menangis, begitu pula ketika teringat akan anak buahnya yang gugur.
Prabowo lalu teringat akan pesan yang pernah ia sampaikan kepada anak buahnya yakni sebagai berikut:
"Kalau anda tidak bisa membantu banyak orang bantu lah beberapa orang," kata Prabowo.
"Kalau Anda tidak bisa bantu beberapa orang bantulah satu orang."
"Kalau satu orang pun Anda tidak bisa bantu jangan bikin orang itu susah," ungkapnya.
Saat masih aktif di TNI, Prabowo juga mengakui pernah ditegur oleh seorang tentara yang pangkatnya jauh di bawah dirinya yakni Kopral.
Prabowo bercerita, saat dirinya menjabat sebagai komandan batalyon, ia pernah mengetes kejujuran belasan perwira, hanya Kopral tersebut yang tiba-tiba ikut nimbrung bahkan mengeluarkan pernyataan bertolak belakang dari Prabowo.
Baca juga: Bukan Menhan, Ini Jabatan yang Awalnya Diinginkan Prabowo saat Bergabung ke Pemerintahan Jokowi
Prabowo bercerita, awalnya ia iseng ingin menguji 17 perwira dengan melontarkan instruksi menebang pohon rindang dan besar yang ada di sekeliling lapangan apel.
"Saya saya lihat ke lapangan Menurut pendapat saya kan lebih bagus lapangan kita ini luas tidak ditutupi oleh banyak pohon-pohon," kata Prabowo.
"Bagaimana kalau kita tebang semua pohon ini saya tanya."
"Karena ini mengganggu pandangan kita dari jauh kita tebang aja bagaimana," ungkapnya.
Prabowo bercerita, kala itu seluruh perwira setuju dengan ide darinya bahkan memuji.
Tiba-tiba terdapat seorang kopral di belakang Prabowo yang ikut nimbrung berbicara dan menegur Prabowo.
"Dia bilang jangan pak, itu dulu kami yang tanam Pak sekian belas tahun yang lalu Pak," kata Prabowo menirukan ucapan kopral tersebut.
Prabowo melanjutkan, pengalaman tersebut saat ini menjadi momen berharga bagi dirinya yang mana pangkat tidak menentukan kejujuran seseorang.
"Lucu-lucu tapi that is true," kata Prabowo.
Baca juga: Jawaban Prabowo soal Cawapres Mengerucut pada 6 Sosok termasuk Erick Thohir dan Gibran Rakabuming
Pada segmen sebelumnya, Najwa Shihab menanyakan tentang adaptasinya setelah lama menjadi oposisi, lalu pilih bergabung di pemerintahan selama hampir empat tahun terakhir.
"Penyesuaiannya saya kira sebentar. Karena pendidikan di militer itu kan cukup membekas. Kita harus tepat waktu, kita harus disiplin, dan sebagainya. Jadi saya kira saya cepat menyesuaikan," jelas Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga terang-terangan merasa nyaman berada di pemerintahan Presiden Jokowi.
"Habis itu, maaf ya, saya itu merasa nyaman di pemerintahan Pak Joko Widodo," kata dia.
Lebih lanjut, Prabowo membeberkan apa yang membuatnya nyaman bekerja sama dengan Presiden Jokowi.
Menteri Pertahanan Indonesia itu menjelaskan karakteristik Jokowi yang memilih untuk menjelaskan singkat dan tidak bertele-tele ketika berpidato atau memberikan arahannya.
"Saya pernah punya banyak pimpinan. Ini saya bukan apa ya. Tapi benar saya rasakan. Saya kira anda tanya semua menteri ya. Beliau itu punya suatu kelebihan. Beliau tidak suka pidato panjang-panjang. Beliau tidak suka pengarahan yang lama. Singkat, jelas. Saya cocok dengan gaya itu," sambungnya.
Ia juga menjelaskan apa saja yang ia rasakan setelah masuk ke dalam kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.
Dalam sorotannya, Prabowo mengaku birokrasi dan beberapa budaya di Indonesia masih belum berjalan baik.
Hal itu lah yang menjadi fokus Prabowo untuk belajar lebih dengan seorang Jokowi yang ia anggap sebagai mentor setelah sebelumnya adalah lawan sengit di Pilpres 2014 dan 2019.
"Kedua, saya masuk di Kementerian Pertahanan saya melihat birokrasi kita, budaya-budaya yang belum begitu baik, ini koreksi diri kita sebagai bangsa. Jadi saya banyak belajar. Terus terang saja saya banyak belajar," jelasnya.
(TribunWow.com/Anung)