Terkini Nasional

Tak Tersinggung Sering Dihujat, Prabowo: Ada yang Lebih Penting daripada Sekadar Saya Disakiti

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Terbaru, Prabowo Subianto menanggapi ejekan yang kerap diarahkan kepadanya ketika kembali dicalonkan oleh partainya sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024.

TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menanggapi ejekan yang kerap diarahkan kepadanya ketika kembali dicalonkan oleh partainya sebagai calon presiden dalam kontestasi pemilihan presiden 2024.

Prabowo mengatakan ejekan itu tak membuat dirinya tersinggung. Hal itu ia ungkapkan ketika diundang wawancara eksklusif dalam Program Mata Najwa yang tayang di YouTube, Jumat (30/6/2023).

“Begini ya, kita bersyukur hidup dengan baik. Diolok, difitnah, dihujat, kadang-kadang kita istilahnya siapa sih yang suka diolok? Ada hal yang lebih penting untuk rakyat kita daripada sekadar saya disakiti," jawab Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Baca juga: Jawaban Prabowo soal Cawapres Mengerucut pada 6 Sosok termasuk Erick Thohir dan Gibran Rakabuming

Ia bahkan menegaskan bahwa di sisa hidupnya, ia hanya ingin mengabdikan diri untuk terus berbuat baik pada bangsa dan negara.

“Saya hanya berpikir, di sisa hidup saya, saya mau berbuat baik, jadi ya biar saja,” jelas Prabowo.

Jawaban Prabowo Selalu Dikaitkan dengan Isu Penculikan 98

Dalam acara tersebut, Prabowo Subianto juga buka suara soal tudingan yang menyebutnya terlibat penculikan aktivitas 1998.

Diketahui, Prabowo Subianto kerap dicap sebagai pembunuh hingga penculik seusai peristiwa 1998.

Ia mengatakan isu tersebut selalu muncul ketika dirinya berkontestasi.

Ketua Umum Partai Gerindra lantas mengungkit soal sudah maju ke pilpres berkali-kali, baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres)

Menurutnya, di negara yang menganut sistem demokrasi liberal, biasanya lawan politik akan saling menjelek-jelekkan satu sama lain guna menjatuhkan popularitas lawannya.

"Kalau bisa, dijelek-jelekin terus supaya tidak bisa muncul. Nah, ini fenomena di banyak negara. Kita lihat di Amerika saja kan begitu. Di Amerika saja dicari-cari segala macam," ujar Prabowo dalam acara Mata Najwa, Jumat (30/6/2023).

Oleh karenanya, Prabowo menilai isu bahwa dirinya terlibat dalam peristiwa 1998 itu akan selalu dimunculkan ketika elektabilitasnya mengalami kenaikan.

Elektabilitas Prabowo Naik, Isu Pelanggaran HAM muncul

Awalnya, Prabowo ditanya mengenai dirinya yang selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa 1998, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Prabowo mengatakan, setiap kali elektabilitasnya berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei naik, isu tersebut terus dimunculkan.

"Saya sudah empat kali ikut pemilu. Dan memang tiap kali saya ikut, apalagi kalau angka poling saya agak bagus, ya mulai keluar (isu pelanggaran) HAM ini dan sebagainya," ujar Prabowo.

Namun, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) ini mengatakan, hal tersebut biasa dalam kehidupan politik.

Sebab, dalam negara yang menganut sistem demokrasi liberal, biasanya lawan politik harus diturunkan popularitasnya. 

Baca juga: Heran Prabowo Senang Pelihara Kuda hingga Mengurus Kambing, Dedi Mulyadi: Kok Bapak Ini Aneh

Bakal capres Prabowo Subianto saat menjadi bintang tamu dalam acara Mata Najwa, Kamis (29/6/2023). Prabowo Subianto membuat Najwa Shihab dan penonton terbahak seusai mengungkit tiga kali kekalahannya di Pilpres. (YouTube Najwa Shihab)

Siap hadapi segala tudingan

Prabowo lantas menganggap tudingan-tudingan yang datang tersebut sebagai risiko menjadi prajurit.

Ia mengatakan, telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan sumpahnya.

"Saya pertaruhankan nyawa saya, berkali-kali untuk republik, untuk rakyat," kata Prabowo.

"Jadi saya tenang, saya tidak ke mana-mana. Ya jadi benar enggak selalu dibilang inilah, itulah, mau kudeta, dan sebaginya, penculik, pembunuh, kan? Jadi bagaimana ya? Saya mau apakan?" ujarnya.

Namun, Prabowo mengakui semua tudingan tersebut mengganggunya dan kerap membuatnya tidak nyaman.

Hanya saja, Prabowo menyatakan siap untuk menghadapinya sebagai seorang prajurit.

"Tapi ya itu saya harus hadapi, itu risiko seorang prajurit. Itu risiko saya. Banyak rekan saya, banyak anak buah saya malah ilang tangan, malah gugur, ini risiko saya. Harus saya hadapi," ujar Prabowo. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Prabowo Tidak Baper Dituding Penculik hingga Pembunuh, Sebut Isunya Selalu Muncul Saat Elektabilitas Naik."