Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

Eks Pengikut Panji Gumilang Bongkar Sumber Dana Ponpes Al Zaytun, Mulai dari Jaringan Bawah Tanah

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Via
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Syekh Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, yang tengah menuai kontroversi.

TRIBUNWOW.COM - Anto, mantan pengikut pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, membeberkan sumber dana organisasi.

Seperti diketahui, Ponpes Al Zaytun viral di media sosial karena diduga melakukan penyimpangan syariat agama Islam.

Pemicunya, Panji Gumilang menyebut Alquran hanya karangan Nabi Muhammad SAW dan bukan kalam ilahi.

Baca juga: BESOK, 10 Ribu Orang akan Kepung Ponpes Al Zaytun, Polisi Siaga Kerahkan 1.200 Personel, Ada Apa?

Selain itu, masih banyak lagi kontroversi-kontroversi mengenai Ponpes Al Zaytun dan ajaran Panji Gumilang.

Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tOneNews pada Rabu (21/6/2023), Anto menjelaskan bahwa Ponpes Al Zaytun dibangun pada tahun 1996.

Penggalangan dana untuk pembangunan Ponpes Al Zaytun dipersiapkan satu tahun sebelumnya.

Anto juga mengatakan bahwa penggalangan dana Ponpes Al Zaytun dari jaringan bawah tanah yang tergabung dalam Negara Islam Indonesia (NII).

Sedangkan untuk memutarkan roda organisasi Ponpes Al Zaytun menggunakan dana dari anggota NII yang menyetorkan miliaran setiap bulannya.

"Dari mana dia bisa memutar roda organisasi pendidikan begitu besar dari luar," ujar Anto.

"Dari mana uangnya bukan dari Saudi, atau luar negeri, tapi dari dalam negeri," tambahnya.

"Dari orang-orang NII itu yang setiap bulan menyetorkan miliaran untuk memutar roda organisasi," jelasnya.

Penampakan kapal milik Panji Gumilang, petinggi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. (YouTube tvOneNews)

Baca juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ngaku Punya Intel di Jakarta, Panji Gumilang: 5 Menit Informasi Datang

Selain itu, Ponpes Al Zaytun juga memiliki program-program yang harus memerlukan biaya besar.

"Kita punya basis, punya program yang harus dijalankan, kita punya ibukota di Indramayu, punya program pendidikan, kesehatan, militer dan sebagainya ini harus dibiayai," tutur Anto.

Ratusan ribu pengikut Panji Gumilang juga menjadi penyuplai dana untuk Ponpes Al Zaytun.

Dari dana tersebut pula, Panji Gumilang bisa memiliki kapal yang berada di Ponpes Al Zaytun.

"Makanya jangan heran kalau 1 Muharram kumpul 100-200 ribu orang, itu real itu," ujar Anto.

"Itulah kapal selam yang besar yang suplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin itu," tambahnya.

Baca juga: Bupati Indramayu Akhirnya Mau Angkat Bicara soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Nina Agustina Pasrah?

Ibadah Haji 'Sesat' Ratusan Ribu Pengikut Al Zaytun Tiap 1 Muharram

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, menjadi perbincangan setelah diduga menyebarkan ajaran sesat.

Sederet ajaran 'nyeleneh' Ponpes Al Zaytun satu per satu terungkap.

Satu di antaranya, ajaran soal melaksanakan ibadah haji dengan tawaf mengelilingi gedung Ponpes Al Zaytun.

Mantan pengikut Panji Gumilang, Anto, pun membongkar kebiasaan ratusan ribu pengikut pimpinan Ponpes Al Zaytun itu.

Hal tersebut diungkap Anto dalam acara FAKTA tvOne, Senin (19/6/2023).

Menurut dia, Panji Gumilang mendoktrin pengikutnya untuk mempercayai bahwa Ponpes Al Zaytun merupakan Madinah-nya Indonesia.

Karena itu, setiap bulan Muharram ratusan ribu pengikut Panji Gumilang berkumpul di Ponpes Al Zaytun.

"Inilah ibu kota NII, Madinah Indonesia itu di Al Zaytun," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (19/6/2023).

"Makanya jangan heran kalau Muharram kumpul seratus ribu orang, dua ratus ribu orang."

Ratusan ribu pengikut itu yang kemudian menggalang dana fantastis untuk Ponpes Al Zaytun.

Kolase penampakan Masjid Rahmatan lil Alamin di tengah kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. (Instagram @alzaytun_indonesia)

Dalam mengumpulkan dana, pengikut Panji Gumilang bahkan menghalalkan berbagai cara.

Termasuk perampokan dan aksi kriminal lagi yang dihalalkan dalam ajaran Panji Gumilang.

"Itu real itu, dan itulah kapal selam yang besar itu, yang mensuplai uang untuk kapal pesiar yang tidak punya mesin," ucap Anto.

"Penggalangan dana karena melegalisasi semua tindakan, imbasnya kepada pribadi yang melakukan aksi kriminal," tukasnya.

Pernyataan Anto senada dengan pengakuan eks pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.

Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.

Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.

Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.

Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.

"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).

"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama."

Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.

"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka."

"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," tandasnya.(TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun