Terkini Nasional

Ngopi Bareng Prabowo Subianto di Ruang Penuh Senjata, 5 Jam Bahas Koes Plus hingga Pertemuan Jokowi

Editor: Via
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersaksi bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berjuang demi Indonesia, Rabu (23/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengundang sejumlah petinggi redaksi media massa nasional di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/6/2023).

Selama lima jam, Prabowo dan perwakilan awak media membahas berbagai topik dari politik hingga selera musik.

Sempat pertemuan tersebut terhenti lantaran adanya panggilan mendadak dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Gegap Gempita Teriakan Prabowo Presiden di Berbagai Kesempatan, dari Kader Gerindra hingga Emak-emak

Pertemuan digelar di ruang kerja Menteri Pertahanan ini.

Yang menarik, ruangan ini penuh senjata.

Berada di dalam kotak berpenutup kaca dan digantung rapih di dua sisi dari 16 pilar ruangan, senjata-senjata itu begitu mudah ditangkap mata.

Ada dua jenis senjata yang dipajang di sana.

Salah satu sudut ruangan kerja Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO)

Baca juga: Viral Luasnya Halaman Rumah Hambalang Prabowo, Ada Tempat Berkuda hingga Uji Coba Pertanian

Pertama, senjata api laras panjang zaman dahulu.

Salah satunya, Kentucky Rifle 19th Century.

Senjata ini hanya diproduksi pada kurun 1861-1865.

Jenis kedua, pedang perwira militer dari berbagai negara.

Yang ini mulai dari negara-negara Barat, India, hingga Korea Selatan.

Tak hanya dipajang di pilar, senjata api zaman "baheula" serta pedang perwira serupa juga dipajang di dinding atas yang tersambung ke lantai dua ruangan.

Bahkan, terdapat meja bundar yang kaki-kaki penopangnya berbentuk senjata laras panjang.

Meja itu berada persis di sebelah Prabowo.

Di atasnya diletakkan tisu, cairan antiseptik, dan barang pribadi Prabowo.

Seakan melengkapi ornamen ruangan yang hampir seluruhnya adalah senjata, isi lain ruangan itu adalah buku-buku sejarah peperangan dunia.

Meski demikian, tak ada nuansa seram di ruangan yang sepenuhnya berlapis kayu itu, perbincangan berlangsung demikian hangat dan lepas.

Ditemani camilan gorengan sembari menyesap kopi Hambalang yang diracik sendiri oleh tangan Prabowo, diskusi mengalir apa adanya, menyentuh sejumlah topik aktual di negeri ini.

“But I have no preparation, ya. Jadi maaf kalau saya bicara tidak terlalu sistematis,” ujar Prabowo yang mengenakan kemeja biru pudar dan celana hitam.

Ia mengaku, senang berdiskusi. Ia berkelakar, dirinya kuat apabila bincang-bincang itu berlanjut sampai tengah malam.

“Kalau kuat, sampai jam sebelas malam pun saya ladeni, asal untuk bangsa ini,” lanjut Prabowo sembari tertawa diiringi gelak tawa yang lainnya.

Tak hanya topik serius yang bergulir dalam perbincangan di ruang penuh senjata tersebut.
Beberapa kali, misalnya, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini melantunkan lagu kesukaan yang berasal dari era 70’an.

Ia rupanya salah satu penggemar berat The Beatles.

Sementara soal lagu dari dalam negeri, seleranya jatuh pada Koes Plus.

Baca juga: Prabowo Pasang Badan saat Kinerja Jokowi Tak Diakui, Sindir Habis-habisan Sosok yang Mau Perubahan

Dipanggil Jokowi

Ketika perbincangan memasuki dua setengah jam pertama, ajudan Prabowo, Mayor Teddy Indra Wijaya tiba-tiba menghampiri dan menyerahkan secarik kertas berisi catatan.

Prabowo yang sedang asyik bercerita tentang buku Why Nation Fail karya Daron Acemoglu dan James A Robinson sontak berhenti berbicara dan melirik ke secarik kertas itu.

Ia kemudian berkata, “Saya dipanggil Presiden untuk makan siang di Istana Bogor.”

Prabowo lantas menyelesaikan obrolannya dan pamit sejenak.

“Nanti saya kembali lagi,” ujar Prabowo.

Janji ditepati.

Sekitar dua setengah jam kemudian, Prabowo kembali dan melanjutkan bincang-bincang.

Tetapi kali ini penampilannya berubah.

Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang.

Ia terlebih dahulu melepaskan pin lambang Kementerian Pertahanan yang tersemat di bajunya sebelum memulai kembali perbincangan.

“Ini saya lepas dinas dulu,” kata Prabowo seraya tersenyum.

Topik diskusi pun berpusat pada isi pertemuan Prabowo dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cukup mendadak.

Prabowo awalnya enggan menyampaikan isi pertemuan.

“Saya bilang begini, Presiden bilang begitu,” canda Prabowo yang lagi-lagi mengundang gelak tawa para pemimpin redaksi yang penasaran.

Ia hanya menyebut, makanan khas orang Jawa dari kampung yang disajikan Jokowi, enak-enak.

Ayam goreng adalah salah satu menu pilihannya.

Namun, akhirnya Prabowo menyampaikan, pertemuannya dengan Presiden Jokowi dalam makan siang itu membahas beberapa hal.

Di pertemuan itu Prabowo mengaku berterima kasih kepada Kepala Negara karena sudah dibela perihal proposal perdamaian Rusia-Ukraina.

Prabowo juga bertutur Presiden berencana menghadiri FIFA Match Day antara Timnas Indonesia dan Timnas Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Senin (19/6/2023) malam.

Baca juga: Viral Momen Kocak Prabowo Sebut Jokowi Kapten Kesebelasan: Aku Ya Striker Lah

Persatuan elite nasional

Selepas sepintas bercerita soal pertemuannya dengan Jokowi, topik perbincangan di ruang penuh senjata itu pun berlanjut ke bahasan demokrasi yang didambakan Prabowo untuk Indonesia.

Ia bercita-cita, kelak tercipta persatuan dan kerukunan di antara elite bangsa.

Jangan ada seorang pun yang memiliki kepentingan selain kepentingan rakyat, kata dia, apalagi sampai terselip kepentingan asing.
Meski demikian, lanjut Prabowo, tetap harus ada check and balances terhadap kekuasaan.
Ia bahkan setuju apabila elemen rakyat sendirilah yang menjadi penyeimbang, selain sesama elite nasional.

“Ada NU, Muhammadiyah, KWI, PGI, dan lainnya,” ujar Prabowo saat memberikan contoh beberapa elemen masyarakat Indonesia yang bisa menjalankan fungsi pengawasan.

Menjelang dua jam berdiskusi, Prabowo terusik dengan salah seorang stafnya, Angga Raka, yang tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya.

“Kenapa kok tiba-tiba berdiri?” tanya Prabowo.

“Mohon maaf Bapak, ini sudah pukul setengah enam (petang),” jawab dia sembari menunjuk jam tangan.

Untuk kesekian kalinya, Prabowo kembali berkelakar, siap berdiskusi sampai larut demi kepentingan bangsa.

“Jadi, saya terserah keinginan masyarakat saja,” ujar dia tertawa.

Namun, akhirnya perbincangan itu harus diakhiri, walau obrolan seru dan penuh canda tawa masih saja berlanjut dan lama juga, ketika semua sudah beranjak dari kursi masing-masing.

Perbincangan yang praktis berlangsung di sepanjang hari Minggu itu disebut yang paling lama dibandingkan pertemuan Prabowo dengan para pemimpin redaksi media massa selama ini.

Perbincangannya saja sudah lebih dari lima jam, di luar waktu sekitar dua setengah jam yang terpotong oleh panggilan mendadak Jokowi.

Tak terasa, semua pembicaraan bahkan gelak tawa di ruangan itu berada dalam "kepungan" senjata pajangan Prabowo.

Tidak heran bila Prabowo menyebut ruangan ini merupakan bagian rumah singgah tempat dia menerima tamu-tamunya.

Ruangan penuh senjata dan sejarah peperangan dunia pun tenyata bisa jadi tempat penuh gelak tawa.(*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lima Jam Bersama Prabowo Subianto di Ruang Penuh Senjata..."

Tags: