Terkini Daerah

DETIK-DETIK Mahasiswi Ubaya Dibunuh Guru Les Musik, Dihabisi di Mobil, Jasad Dibuang dalam Koper

Editor: Jayanti Tri Utam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jasad wanita dalam koper yang ditemukan di Cangar-Pacet, Mojokerto, ternyata mahasiswi Ubaya Surabaya.

TRIBUNWOW.COM - Teka-teki kematian mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), Angeline Nathania akhirnya terkuak.

Jasad mahasiswa Fakultas Hukum itu ditemukan di dalam koper yang dibuang di jurang.

Dilansir TribunWow.com, Angeline dibunuh oleh guru les musiknya, Rochmat Bagus Apriatma (41).

Ternyata Angeline Nathania dibunuh Rochmat di dalam mobil Xpander miliknya, di sekitar kebun bibit Wonorejo, Surabaya pada Kamis (4/5/2023).

Baca juga: KISAH Tragis Angeline Nathania, Mahasiswa Ubaya yang Dibunuh Guru Les Musik, Jasad Dimasukkan Koper

Baca juga: Terkuak Kekejaman Raden Indrajana, Bos Perusahaan Kerap Aniaya Anak dan Istri, Pernah Lempar Koper

Ceritanya, pada Rabu, 3 Mei 2023, Mahasiswi Fakultas Hukum Ubaya ini pergi meninggalkan rumah sekira pukul 6.30 WIB dengan naik mobil Xpander milik kakaknya.

Mahasiswi semester VI ini pamit ke mamanya hendak mengikuti ujian di kampus.

Di tengah perjalanan mampir ke sebuah cafe milik Rochmat di kawasan Rungkut.

Mereka kemudian pergi sarapan di sebuah rumah makan.

Sesudahnya, Rochmat mengantar Angeline ke kampus. Keduanya kemudian berpisah.

Saat itu mobil digunakan Rochmat.

Selesai ujian, korban dijemput pelaku.

Di mobil pelaku mengatakan ingin meminjam uang korban senilai puluhan juta. Dana tersebut rencana akan digunakan untuk membayar utang.

Korban yang masih kuliah, tentu saja tidak mempunyai uang sebanyak itu.

Angeline Nathania, mahasiswi Ubaya yang dibunuh guru les musiknya, lalu jasadnya dimasukkan koper dan dibuang di jurang Cangar, Mojokerto. (Surya/Tony Hermawan)

Baca juga: Viral Bagian Tubuh Lain Mayat Dalam Koper Ditemukan, Terungkap Motif Ekonomi Selain Hubungan Sejenis

Pelaku terbesit pikiran menggadaikan mobil milik kakak Angeline. Namun, Angeline menolak karena bukan pertama itu pelaku meminjam uang kepada korban.

Rochmat kemudian mengajak Angeline keliling Kota Surabaya hingga larut malam.

Kemudian, keduanya memutuskan istirahat di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.

Angeline di tempat tersebut kembali dibujuk soal urusan gadai mobil.

Hari berikutnya Rochmat dan Angeline keluar meninggalkan apartemen.

Rochmat mengajak Angeline bertemu orang yang disebut-sebut menerima gadai mobil. Angeline marah memberontak ingin pulang.

"Pukul 14.30 mereka berhenti di sekitar jalan kawasan Kebun Bibit, Mulyorejo. Mereka bertengkar. Kejadian ini diketahui warga sekitar," ungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.

Saat itu Angeline sempat teriak-teriak ke luar mobil, namun akhirnya masuk lagi.

Angeline saat itu gregetan dengan Rochmat.

Angeline mencela kelakuan Rochmat. Hal ini membuat Rochmat emosi.

Baca juga: Hampir Bunuh Bayinya saat Siksa Korban, Ayah di Medan Berdalih Anaknya Cengeng

Tangan Angeline diikat ke belakang, lalu dicekik dan dijerat hingga tewas.

Angeline pun tewas di dalam mobil.

"Lalu tersangka pergi ke rumah mertua mengambil koper dan sempat membeli tali rapping. Korban dibungkus dengan plastik wrapping," terang Pasma.

Sekira pukul 20.30 Rochmat memutuskan membuang jenazah Angeline di luar kota Surabaya. Semula hendak dibuang di Batu. Namun, karena di sana tidak ada tempat sepi, akhirnya perjalanan dilanjutkan ke arah Cangar, Mojokerto.

Akhirnya pelaku memutuskan membuang jenazah di kawasan hutan Gajah Mungkur.

Lalu, bagaimana nasib mobil Xpander milik keluarga Angeline?

Seusai kejadian , Rochmat menggadaikan mobil milik kakak Angeline ke salah seorang teman di Pasuruan dengan nominal Rp25 juta.

Handphone Angeline dan miliknya dibuang.

Lalu, Rochmat sembunyi dengan cara tinggal di sebuah indekos di Kota Malang.

Setelah kasus terungkap, polisi menangkap pria yang menadah mobil Xpander yang digadaikan Rochmat.

Si penadah itu ditangkap pada Kamis (8/6/2023) di Pasuruan.

Di rumah penadah, Polisi menemukan mobil yang menjadi saksi bisu kematian Angeline.

Penadah dan barang bukti kemudian diboyong ke Polrestabes Surabaya. Hari itu juga si penadah menyandang status saksi.

Akan tetapi, hingga Jumat (9/6/2023) sore, belum terlihat tanda-tanda polisi bakal menaikkan status penadah sebagai tersangka.

Gelar perkara pun belum dilaksanakan. Padahal, polisi hanya mempunyai waktu 1x24 untuk menentukan status penahanan.

Hingga sekarang polisi sekarang masih merahasiakan identitas penadah. Hanya saja, sempat disebutkan sumber si penadah adalah teman Rochmat.

Baca juga: Hampir Bunuh Bayinya saat Siksa Korban, Ayah di Medan Berdalih Anaknya Cengeng

Kelurga Korban Minta Pelaku Dihukum Mati

Terpisah, Bambang Sumarjo, ayah dari Angeline berharap pelaku dapat dijatuhi hukuman seumur hidup atau bahkan hukuman mati.

Hal ini beralasan, karena menurut Bambang pembunuhan putrinya itu sudah direncanakan.

Perencanaan sudah terlihat dua minggu sebelum Angeline menghilang, ketika Rochmat menguasai STNK mobil Xpander milik keluarganya.

Bambang menduga surat kendaraan tersebut direbut oleh pelaku agar Angeline setuju untuk memberikan mobil tersebut kepada Rochmat sebagai jaminan pinjaman.

"Semuanya terlihat seperti sudah direncanakan. Pakaian yang dikenakan oleh anak saya terlihat baru. Sepertinya dibeli oleh pelaku. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku telah melakukan segala upaya untuk mendapatkan mobil tersebut," ujar Bambang kepada SURYA.co.id, Jumat (9/6/2023) malam.

Dengan dasar itu, Bambang menuntut agar Rochmat dijerat pasal tentang pembunuhan berencana karena tragedi yang menimpa putrinya telah direncanakan pelaku jauh sebelumnya.

Terkait pengakuan Rochmat yang brersikeras bahwa dia membunuh Angeline karena sakit hati, dan hingga saat ini, bukti yang mendukung tuduhan pembunuhan berencana masih minim, Bambang pun bereaksi.

"Saya mendengar pernyataan dari pelaku bahwa dia hanya spontanitas dalam membunuh anak saya. Saya merasa hal itu sangat tidak masuk akal, mengingat sebelumnya dia telah mengincar kendaraan kami. Hal ini dapat dibuktikan dengan hilangnya STNK dua minggu sebelum kejadian ini," ungkapnya.

"Mungkin dia menghadapi masalah keuangan dan terdesak sehingga merencanakan tindakan ini," imbuhnya.

"Ini harus menjadi pelajaran bagi semua orang. Bergaul dengan orang seperti ini sangat berbahaya, terutama bagi para generasi muda, terutama perempuan. Mereka harus dijaga dan berhati-hati saat berkenalan dengan individu seperti ini, yang bisa diibaratkan sebagai predator," tandasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya berjanji mendalami kasus ini.

Langkah-langkahnya polisi bakal mendekati orang-orang terdekat pelaku maupun korban. Supaya dapat menemukan bukti baru sebelum berkas perkara ini diserahkan ke kejaksaan. (*)

Baca artikel lain terkait Mayat dalam Koper

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul TERNYATA Mahasiswi Ubaya Dibunuh Guru Musik di Dalam Mobil yang Mau Digadai, Sosok Penadah Ditangkap