TRIBUNWOW.COM - India masih diselimuti duka setelah kecelakaan kereta api yang terjadi pada Jumat (2/6/2023).
Kecelakaan kereta api tersebut menewaskan 288 orang di India, sementara sejumlah besar mayat masih belum diambil keluarga.
Para pejabat di negara bagian Odisha mengatakan pada Senin (5/6/2023) bahwa 105 jenazah tidak teridentifikasi, BBC News melaporkan.
Baca juga: 288 Orang Tewas dalam Kecelakaan yang Libatkan 3 Kereta Api di India, Ini Kesaksian Korban Selamat
Lebih dari 1.000 orang terluka telah dirawat di rumah sakit.
Tabrakan mematikan pada Jumat (2/6/2023) malam adalah kecelakaan kereta api terburuk di India abad ini.
Sebuah kereta penumpang tergelincir setelah salah masuk jalur dan kemudian bertabrakan dengan kereta barang yang diparkir di sana.
Gerbongnya yang tergelincir, kemudian menabrak gerbong belakang kereta penumpang lainnya yang melaju dari arah berlawanan.
Lebih dari 3.000 penumpang diperkirakan naik di dua kereta penumpang tersebut, dengan laporan mengatakan kedua kereta penuh sesak.
Anggota keluarga penumpang dari Odisha dan negara bagian lain membanjiri rumah sakit, mencari informasi tentang orang yang mereka cintai.
Di rumah sakit AIIMS yang dikelola pemerintah di ibu kota negara bagian, Bhubaneswar, jumlah maksimum jenazah, 123, telah diambil.
Ratusan orang berkerumun di sekitar meja bantuan yang melayani pertanyaan tentang korban luka dan tewas.
Baca juga: Viral Video Petugas Perlintasan Kereta Api Selamatkan Pedagang Asongan, Kini Diberi Penghargaan
Foto para korban telah diunggah di situs web pemerintah dan tampilan layar komputer besar telah dipasang untuk membantu keluarga mengidentifikasi orang yang mereka cintai.
Pejabat tinggi negara bagian Odisha, Pradeep Jena, menyebut tugas mengidentifikasi mayat sebagai "tantangan nyata".
Pada Senin pagi, Komisaris Korporasi Kota Bhubaneshwar, Vijay Amruta Kulange, mengatakan kepada BBC bahwa banyak jenazah yang dibawa ke AIIMS masih belum diklaim, sehingga kamar mayat rumah sakit penuh sesak.
"Jika Anda menelusuri database foto, Anda akan melihat berapa banyak jenazah yang rusak tanpa bisa dikenali."