Terkini Internasional

Penobatan Pertama Raja Inggris setelah 70 Tahun: Diwarnai Kemegahan hingga Protes dari Negara Lain

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Via
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Charles III berjalan di belakang peti mati ibunya, mendiang Ratu Elizabeth II, Rabu (14/9/2022). Akan ada keterlibatan uskup wanita, pemimpin agama minoritas dan daftar tamu yang lebih beragam di penobatan Raja Charles III

TRIBUNWOW.COM - Inggris kembali mengadakan penobatan pertama Raja Inggris dalam 70 tahun terakhir, Sabtu (6/5/2023).

Dikutip TribunWow.com dari Channel News Asia, diketahui Raja Charles III dimahkotai sebagai raja dalam upacara Kristen yang rumit dan ritual khidmat.

Penobatan ini menjadi yang pertama sejak Raja Inggris di tahun 1973 yakni Ratu Elizabeth II.

Baca juga: Wasiat Ratu Elizabeth II soal Gelar Camilla, Istri Kedua Pangeran Charles setelah Putri Diana

Selain Raja Charles III, sang istri Camilla juga akan dinobatkan sebagai ratu.

Akan ada keterlibatan uskup wanita, pemimpin agama minoritas dan daftar tamu yang lebih beragam dan representatif dari masyarakat Inggris daripada para bangsawan dan wanita tua.

Namun di balik penobatan itu, sejumlah pro dan kontra hingga kemegahan ditampilkan.

Kontra

Duke, keluarga yang menyelenggarakan acara memiliki kesempatan untuk menyatukan Inggris dan kelompok persemakmuran 56 negara.

Persemakmuran itu nantinya juga akan dipimpin oleh Raja Charles III.

Namun, tidak semua orang ingin merayakannya.

Baca juga: Baru Diangkat, Sikap Raja Charles III Jadi Sorotan, Pecat 100 Staf saat Upacara Ratu Elizabeth II

Pangeran Charles dan Camilla. (Joe Castro/AFP)

Lawan Republik yang menginginkan kepala negara terpilih berencana untuk memprotes pada hari itu dengan tanda-tanda yang menyatakan "Bukan rajaku".

Para pemuda juga mengatakan penobatan dan monarki pada umumnya -membuat mereka tak mau ikut campur, menurut jajak pendapat.

Lebih jauh lagi, posisi Charles terlihat semakin renggang sebagai raja turun-temurun di 14 negara Persemakmuran di luar Inggris.

Jamaika dapat mengadakan referendum untuk memutuskan hubungan dengan monarki paling cepat tahun depan, menurut Marlene Malahoo Forte, menteri urusan hukum dan konstitusional negara Karibia itu.

"Jamaika di tangan Jamaika," katanya kepada Sky News.

Halaman
12