Berita Viral

Viral Kasus Taruna Akmil Gebuki Orang, Korban Tolak Damai meski Ditawari Uang: Rp 1 T pun Enggak Mau

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taruna Akmil berinisial ZN (kiri) gebuki mahasiswa FK UISU Teuku Shehan Arifa Pasha (kanan). Diduga penganiayaan itu dipicu masalah asmara.

TRIBUNWOW.COM - ZN, Taruna Akademi Militer (Akmil) diduga menganiaya mahasiswa Fakultas Kedokteran di Medan, Sumatera Utara, Teuku Shehan Arifa Pasha.

Tak hanya Taruna Akademi Militer, ZN merupakan anak Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain.

Dilansir TribunWow.com, penganiayaan ini dilakukan ZN di pintu masuk Komplek Tasbih I, Kota Medan, Sabtu (18/2/2023) lalu.

Korban mengaku dipukul dua orang.

Baca juga: Sosok Kasat Narkoba Polres Binjai yang Dicopot akibat Ulah Anak Buahnya Jebak Warga Pakai Sabu

Selain ZN, sang adik, Z juga ikut memukul mahasiswa kedokteran itu.

Ketika dikonfirmasi, Kasat Narkoba Kompol Zulkarnain membantah kedua anaknya terlibat aksi penganiayaan tersebut.

Ia menyebut nanya anak keduanya, Z, yang turut memukul Shehan.

"Saya tanya ke dia (ZN), kamu ada enggak mukul. Dia (ZN) bilang enggak ada. Yang mukul itu adiknya (Z)," ujar Zulkarnain, dikutip dari TribunMedan.

Menurut Zulkarnain, penganiayaan itu dipicu masalah asmara anaknya.

Kala itu, ZN tengah bersama pacarnya.

ZN lantas terbawa emosi saat pacarnya mengaku kerap diganggu korban.

Foto sosok Taruna Akademi Militer (Akmil), ZA yang diduga melakukan penganiayaan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Viral Kasus Taruna Akmil Hajar Mahasiswa, Keluarga Korban Bantah Peras Ayah Pelaku saat Nego Damai

"Jam setengah sebelas malam itu, diantarnya lah pacarnya ini pulang ke rumahnya," ungkapnya.

"Pacar ZN ini cerita bahwa pacarnya dia sering diganggu-ganggu oleh Ipon (korban)."

Setelah mengantarkan pacarnya pulang, ZN langsung curhat kepada sang adik, Z.

ZN, Z dan sejumlah temannya lantas memutuskan keluar rumah untuk mencari angin.

Namun saat hendak meninggalkan Komplek Tasbih I, Z melihat mobil korban tengah melintas.

Z pun langsung mengetuk kaca mobil korban.

"ZN saat itu masih di dalam mobil, waktu dilihatnya adiknya mukuli si Ipon turun dia, ditariknya adiknya, bilang jangan bikin masalah," papar Zulkarnain.

"Enggak lama itu, cuma satu menit."

Baca juga: Babak Baru Kasus Viral Mario Dandy, Sempat Sebar Video Penganiayaan ke 3 Orang, Terancam UU ITE?

Keluarga Terduga Pelaku Beri Uang Damai

Seusai kasus ini menjadi perbincangan, keluarga Zulkarnain diduga menawarkan sejumlah uang damai kepada korban.

Ia langsung menghubungi keluarga korban dan melakukan mediasi.

Saat itu, menurut Zulkarnain, kedua belah pihak telah sepakat berdamai.

"Saya tawarkan kepada orang tuanya, kan kita kalau di adat Batak ini adalah upa-upanya biar ko semangat lagi."

"Jadi saya tawarkan apa yang mau dikasih biaya perobatan atau apa, kalau itu sanggup pasti saya penuhi," ujarnya.

Saat itu Zulkarnain menawarkan Rp 15 juta sebagai uang damai.

Namun, keluarga korban menolak dan meminta nominal uang yang cukup besar.

"Mereka minta Rp 300 juta untuk uang perdamaian, saya anggap terlalu besar, tapi tarik ulur ya sudah," ungkap Zulkarnain.

"Padahal malam itu sudah sepakat berdamai, dan tidak ada disebutkan yang segitu."

Menanggapi pernyataan pihak terduga pelaku, keluarga korban turut angkat bicara.

Paman korban, Teuku Yose Mahmudin Akbar membantah pihaknya meminta uang Rp 300 juta.

"Dia bilang kita memeras, kita bukan mendesak harus Rp 300 juta, yang bilang harus Rp 15 juta itu dia, katanya mereka cuma sanggup Rp 15 juta, di luar itu nggak sanggup. Itu namanya menghina," tutur Yose, dikutip dari TribunMedan.

Baca juga: Viral Dipecat Gegara Kritik, Guru SMK Ini Curhat saat Komentarnya Disematkan Ridwan Kamil

Menurut Yose, cara Zulkarnain meminta damai tidak beretika dan tidak sopan.

Padahal, katanya, pihak korban sudah membuka pintu damai.

"Kita sudah bilang terserah, kalau dibilangnya pun Rp 20 juta saja dengan cara yang bagus, enggak apa. Cara dia enggak bagus, langsung tutup Rp 15 juta," sebutnya.

"Tapi kalau dia datang sebenarnya masih ada kesempatan berkali-kali, entah dia datang jenguk korban tanya keadaannya, ini nggak ada."

Yose menegaskan pihaknya tidak mempermasalahkan jumlah uang damai yang ditawarkan Zulkarnain.

Ia hanya tak terima karena merasa dihina oleh Kasat Narkoba tersebut.

"Kami sampaikan ke mediator, bukan seperti itu bahasa nya harus Rp 300 juta, bukan itu."

"Coba tanya saja sama mediator itu, apa yang keluaga sampaikan."

"Kalau dia betul - betul minta maaf pun bisa kita enggak minta apapun sama dia."

"Kalau dia pandai merayu tidak menampakkan kehebatan dan kesombongannya," imbuh Yose.

Pria yang berprofesi sebagai dokter ini menyebut keluarganya menolak berdamai dan akan terus melanjutkan laporan di kepolisian.

"Jangankan Rp 300 juta, mau dibayar Rp 1 Triliun pun kami nggak mau damai. Kami pastikan tidak berdamai," tandasnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait