"Namun sayang, sesampai di ruang PONEK, perawat malah ngomong ruangan PONEK penuh dan ICU juga penuh dan silakan bawa pasien ke rumah sakit yang lain, tanpa ada pemeriksaan dari pihak perawat di ruang tersebut," ujar Euis.
Saat itu, Euis sempat memohon agar perawat memeriksa kondisi korban.
Namun, permohonan Euis itu diabaikan perawat rumah sakit.
"Tapi malah tetap dicuekin. Saat itu, saya minta tolonglah kepada para perawat cek dulu kesehatan pasien jauh-jauh saya bawa dari Tanjungsiang ke Subang hanya mendapat omongan rumah sakit penuh, bukannya diperiksa, tutur Euis.
Baca juga: Viral Tolak Ibu Hamil hingga Meninggal, RSUD Subang Ternyata Dapat Dana Rp 8,8 M untuk Ibu dan Anak
Karena khawatir , Euis dan pihak keluarga sepakat membawa korban ke rumah sakit lain.
Korban pun kembali dibawa menggunakan ambulans puskesmas menuju rumah sakit di Bandung.
Namun nahas, korban sudah terlebih dulu meregang nyawa saat perjalanan menuju rumah sakit.
"Jujur saya merasa malu sekaligus kecewa kita sama-sama propesi sebagai tenaga kesehatan, cobalah bekerja yang baik dan profesional, karena pekerjaan kita sama-sama menyelamatkan nyawa manusia," tukas Euis kesal.
RSUD Subang Dapat Dana Rp 8,8 Miliar
Di sisi lain beredar di media sosial, video yang menyebut RSUD Ciereng Subang mendapat alokasi dana sebesar Rp 8,8 miliar.
Ironisnya, alokasi tersebut digunakan untuk memfasilitasi pelayanan ibu hamil, bersalin hingga perawatan anak.
Sehingga, patut dipertanyakan alasan RSUD Ciereng menolak Kurnaesih yang berada dalam kondisi kritis.
"Tahun ini, RSUD dapat Dana Alokasi Khusus dari Kementerian Kesehatan RI sebesar Rp 8,8 Milyar untuk pelayanan ibu hamil, Ibu Bersalin dan Ibu Menyusui serta ratusan bayi," ujar Dirut RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi dikutip TribunJabar.id, Minggu (5/3/2023).
"Dana tersebut akan kita maksimalkan untuk pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan menyusui demi menekan angka kasus kematian ibu dan bayi di Subang," tandasnya. (TribunWow.com)