"Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, ada surat pernyataan utang saya yang tanda tangan," sambungnya.
Calon presiden (Capres) Pilpres 2024 itu pun membeberkan isi perjanjian yang ditandatanganinya dulu.
Anies mengaku tak perlu mengembalikan uang miliaran rupiah tersebut karena berhasil merebut kursi gubernur DKI pada 2017.
"Di dalam surat itu saya sampaikan 'Apabila Pilkada kalah maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji akan mengembalikan. Apabila kami menang Pilkada maka ini dinyatakan sebagai utang, selesai'," ucap Anies.
"Jadi itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang, selesai."
Baca juga: Kata Pengamat soal Nasib Anies Baswedan jika NasDem dan PKS Gabung KIB, Singgung Nama Ganjar
Anies mengaku sengaja membuat perjanjian tersebut karena enggan terjerat praktik korupsi selama menjabat.
"Kalau kalah saya akan berada di luar pemerintahan, di situlah saya cari uang untuk mengembalikan," kata Anies.
"Kalau saya menang, saya di pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu."
"Kalau tidak saya harus ngumpulin uang bayar itu, bukankah itu yang menjebak kita selama ini," tukasnya.
Anies Baswedan Tak Pamit pada Prabowo
Politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade angkat tangan soal kontroversi utang Rp 50 miliar Anies Baswedan pada Sandiaga Uno.
Dilansir TribunWow.com, Andre Rosiade mengaku tak tahu alasan Sandiaga Uno akhirnya mengungkit utang tersebut.
Namun, Andre Rosiade tak menampik cukup merasa kecewa saat Anies Baswedan maju sebagai calon presiden melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Bukan tanpa alasan, Andre Rosiade menyebut Anies Baswedan tak berpamitan pada Partai Gerindra.
Padahal, Partai Gerindra-lah yang mengusung Anies Baswedan hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, 2017 lalu.