Bersama Persekat Tegal dan PSMS Medan, kiprah I Putu Gede dalam meramu startegi terhitung menawan.
Hal itu dapat dibuktikan dari rasio kemenangannya yang lebih tinggi dibandingkan hasil seri dan imbang.
Saat melatih Persekat Tegal, I Putu Gede tercatat mampu bukukan 6 kali menang, 2 imbang dan 2 kali kekalahan.
Seusai terhitung sukses bersama Persekat Tegal, I Putu Gede akhirnya memutuskan berkiprah di klub Liga 1.
Saat itu, mantan bek andalan Timnas Indonesia era 90 an itu memutuskan untuk menjadi pelatih PSS Sleman.
Sayang, kariernya bersama PSS Sleman malah berakhir menyesakan.
I Putu Gede hanya catatkan 5 kali menang, 3 imbang dan 8 kali kekalahan.
Beruntung, sosoknya masih bisa menyelematkan PSS Sleman dari jeratan zona merah degradasi Liga 1 2021.
Setelah gagal bersama PSS Sleman, I Putu Gede memutuskan untuk merapat kembali ke kasta kedua untuk melatih PSMS Medan.
Keputusannya itu terbukti jitu seusai catatkan 5 kali menang dan 1 kali kalah bersama PSMS Medan di Liga 2 2022.
Namun sayang, kiprah apiknya itu hanya seumur jagung seusai Liga 2 2022 resmi dihentikan PSSI dan PT LIB.
Hingga akhirnya, skuad PSMS Medan resmi dibubarkan dan I Putu Gede kini resmi merapat ke Arema FC.
Berikut rekap catatan kiprah I Putu Gede dalam dua musim terakhir dikutip TribunWow.com dari Transfermarkt:
1. Persekat Tegal: 10 pertandingan, 6 kali menang, 2 imbang dan 2 kali kekalahan, memasukkan 15 gol, dan kemasukkan 8 gol.
2. PSS Sleman: 16 pertandingan, 5 kali menang, 3 imbang dan 8 kali kekalahan, memasukkan 17 gol, dan kemasukkan 20 gol.
3. PSMS Medan: 6 pertandingan, 5 kali menang, 1 imbang, memasukkan 11 gol, dan kemasukkan 4 gol. (TribunWow.com/Krisna/Aul)