Dari hasil risk assessment oleh Mabes Polri, Stadion Dipta juga telah memperoleh penilaian risiko terhadap manajemen pengamanan penyelenggaraan kompetisi olahraga sebesar 80,06 persen dengan kategori Baik.
Nilai tersebut tergolong baik untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan dalam menyelenggarakan suatu event atau pelaksanaan pertandingan sepak bola di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Adapun aspek penilaian risiko terhadap manajemen pengamanan penyelenggaraan kompetisi olahraga ini yaitu kelaikan stadion, kelengkapan stadion, kesehatan, data kegiatan kompetisi dan suporter.
Namun ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki pihak Stadion Dipta yang utama adalah masalah energi, mengantisipasi terjadi blackout agar ketika pertandingan berlangsung dan terjadi accident lampu lapangan padam dapat terkendali, hal ini perlu sinergi dengan pemerintah daerah dan PLN.
Oleh sebab itu, setelah Tim perwakilan Mabes Polri, belum lama ini Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Bali (Kapolda Bali), Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra juga mengecek langsung kesiapan di Stadion Dipta untuk memastikan kendala tertangani dengan baik.
Saat itu dihadiri pula oleh pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali.
Untuk itu, dilakukan tahap renovasi lanjutan dan sterilisasi Stadion Dipta sebagai venue Piala Dunia U-20, sehingga Ilija Spasojevic dan kawan-kawan harus terusir dari Bali.
Hal ini membuat Bali United harus memaklumi dan menjadi tim musafir ke luar Bali memakai Stadion Sultan Agung,
Bantul dan Stadion Maguwoharjo, Sleman sebagai homebase hingga akhir musim Liga 1 2022/2023 dan tanpa dihadiri penonton.
Baca berita Liga 1 lainnya
Artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Sesama Tuan Rumah Piala Dunia, Bali United dan Persib Bandung Beda Nasib, Suporter: Tidak Adil