Pilpres 2024

Kata Pengamat soal Diungkitnya Perjanjian Anies dengan Prabowo dan Utang ke Sandi: Degradasi Citra

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman (kiri), Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kedua dari kiri), kandidat calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan (kedua dari kanan) dan kandidat calon wakil gubernur DKI Jakarta no urut 3, Sandiaga Uno (paling kanan) di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2017).

TRIBUNWOW.COM - Direktur Indonesia Politican Review (IPR), Ujang Komarudin buka suara soal diungkitnya kembali terkait perjanjian antara Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto serta utang Rp 50 miliar kepada Sandiaga Uno.

Dilansir Tribunnews.com, Ujang Komarudin menilai hal itu dilakukan sebagai upaya mendegradasi citra Anies Baswedan seusai diusung menjadi bakal calon presiden (bacapres) 2024.

"Saya melihatnya upaya bukan hanya penjegalan tetapi mendegradasi soal track record Anies, soal citra Anies. Citra Anies ini yang dianggap banyak positif oleh publik ini, perlu didegradasi, perlu dihancurkan integritasnya itu," ujar Ujang ketika dikonfirmasi, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Lucu Mirip Pelawak, Sisi Lain Prabowo Subianto Dibongkar Sandiaga Uno: Banyak yang Enggak Ngerti

Selain itu, Ujang menganggap pengungkitan masa lalu politik Anies oleh lawan politiknya juga ingin menunjukan bahwa mantan Menteri Pendidikan tersebut memiliki kelemahan sebagai bacapres.

Hal ini, lanjutnya, perlu dilakukan untuk semakin menggerus citra positif eks Gubernur DKI Jakarta itu di mata publik.

Kendati demikian, Ujang menilai upaya semacam ini merupakan hal biasa dalam dunia politik.

Menurutnya, hanya ada dua hal yang pasti dilakukan oleh politisi dalam berpolitik, yaitu membangun pencitraan dan menjelek-jelekan lawan politiknya.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Selisih Tipis, Prabowo Subianto Meredup

Dua hal tersebut, kata Ujang, terlihat dalam pengungkitan politik masa lalu dari Anies oleh lawan politiknya.

"Dalam politik hal yang biasa, bahwa di politik hanya ada dua. Pertama, membangun pencitraan, semua tokoh, semua figur membangun pencitraan untuk figur itu."

"Kedua, membusuk-busuki lawan. Dalam konteks ini, dalam politik Anies ini, dari Sandiaga Uno, Golkar yang bukan bloknya Anies dalam konteks ingin membusuk-busuki lawan politik (Anies)," jelasnya.

Sebelumnya, masa lalu politik Anies diungkit kembali oleh dua tokoh yaitu Sandiaga Uno dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa.

Pertama, Sandiaga mengungkapkan adanya perjanjian rahasia yang dibuat antara Anies dan Prabowo Subianto.

Perjanjian tersebut, kata Sandiaga, terkait kesepakatan antara Anies dan Prabowo soal Pilpres.

Detailnya, Anies disebut tidak akan maju ketika Prabowo ikut dalam pilpres.

Janji tersebut, terbentuk lantaran Anies ketika Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 diusung oleh Gerindra dan PKS.

Halaman
123