Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur

Pengakuan Wowon Tega Bunuh Anak Kandung Usia 2 Tahun: Saya Bilang ke Pak Solihin Habisin Saja

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wowon Erawan alias Aki Banyu, tersangka kasus pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur, dan Garut, Jawa Barat, Rabu (1/2/2023).

Dilansir TribunWow.com, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menilai aksi tersangka bukan hanya karena faktor finansial.

Ia menduga ada kaitannya dengan praktik supranatural yang dilakukan pelaku untuk menipu para korban.

Baca juga: Diduga Korban Baru Pembunuh Berantai Wowon Cs, Tetangga Ungkap Ada Bekas Lubang di Dekat Rumah

Sebagaimana diketahui, Wowon mengaku memiliki kekuatan supranatural untuk menggandakan uang.

Ia pun mengincar dan bahkan menikahi para TKW hingga mereka pun percaya kemudian mengirim uang tiap bulan dengan dalih investasi.

Namun, Wowon dibantu Solihin justru melakukan pembunuhan pada para TKW, dan anak istrinya sendiri di Bekasi maupun Cianjur, Jawa Barat.

"Dari segi motif, di Cianjur tutup mulut untuk janji. di Bekasi untuk membungkam yang tahu. Lalu, menurut saya, ada motif pesugihan," kata Adrianus dikutip Tribunnews.com, Sabtu (21/1/2023).

Solihin, pelaku pembunuhan berantai Wowon Cs, diduga sempat membuat lubang galian yang kemudian ditutup lagi (lingkaran merah) di rumahnya, kawasan Cianjur, Jawa Barat. Diduga, lubang tersebut dibuat untuk mengubur korban lain yang belum terungkap. (Tangkapan Layar YouTube tvOneNews)

Baca juga: Takut Ketahuan Sudah Bunuh 6 Orang, Pembunuh Berantai di Bekasi Racuni Anak dan Istrinya

Hal ini diperkuat dengan korban tewas bernama Bayu, putra Wowon yang masih berusia dua tahun.

Bayu ditemukan terkubur di rumah pelaku di Cianjur, Jawa Barat.

"Itulah kenapa ada korbannya anak-anak sebagai tumbal bagi meningkatnya daya supranatural mereka."

"Konsepsi tumbal, yang ditumbalkan bukanlah harga tidak berharga, tapi harga paling berharga. Dalam konsepsi kita kan keluarga ini harta berharga, begitu halnya korban yang lain," imbuhnya.

Adrianus pun merasa penasaran dengan hal yang mendesak Wowon sampai harus membunuh keluarganya sendiri.

Apalagi jika hanya dengan alasan bahwa istri dan anaknya sudah mengetahui kejahatannya di masa lalu.

"Saya ingin eksplorasi nanti, kalau fakta terungkap lagi. Sebenarnya, faktor mendesak seperti apa sih, keluarga dekatnya sendiri harus dibunuh dengan cara itu?," kata Adrianus.

"Misalnya, kalau keluarga tahu perbuatan 3 tersangka ini di Cianjur (lakukan rentetan pembunuhan) kan bisa diomongin, diajak konglikong atau ya apa namanya dibanding dibunuh."

"Jangan-jangan faktor kemendesakan itu tidak ada. Lebih ke upaya lebih kuat pesugihan. Sehingga bayangan betapa egosentriknya orang ini. Jika hanya peduli diri sendiri, nyawa orang lain pun dianggap oke untuk dihabisi."

Halaman
123