TRIBUNWOW.COM - Sebelas orang dilaporkan tewas di Ukraina saat Rusia menghantam negara itu dengan gelombang serangan rudal dan drone, Kamis (26/1/2023).
Dilansir TribunWow.com, serangan tersebut terjadi sehari setelah Jerman menyatakan kesediaannya untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina.
Keputusan ini telah dikecam keras oleh pihak Rusia yang memperingatkan pengiriman tersebut sebagai eskalasi yang berbahaya.
Baca juga: Dapat Bantuan Tank dari Jerman, Ukraina Kini Minta Dikirimi Pesawat Jet Tempur
Dilaporkan Al Jazeera, Vitali Klitschko, walikota Kyiv, mengatakan sebuah rudal menewaskan seorang pria berusia 55 tahun, sementara dua orang lainnya terluka.
Kabar duka ini tercatat sebagai kematian pertama akibat serangan di ibu kota sejak Malam Tahun Baru.
Sepanjang hari itu, jumlah kematian resmi naik menjadi setidaknya 11 orang, di mana serangan Rusia telah menjangkau 11 wilayah dan merusak 35 bangunan.
Dari pantauan lapangan, tampak kerumunan orang berlindung di stasiun kereta saat sirene serangan udara terdengar di seluruh negeri.
Baca juga: Jerman Akhirnya Setuju Kirim Tank Leopard 2 untuk Ukraina, Disebut Bisa Balik Keadaan dengan Rusia
Seorang juru bicara angkatan udara Ukraina mengatakan sebanyak enam pesawat tempur Tu-95 lepas landas dari wilayah Kutub Utara Murmansk di Rusia utara dan meluncurkan rudal jarak jauh.
Otoritas Kyiv mengatakan pertahanan udara mereka menembak jatuh lebih dari 15 rudal Rusia yang ditembakkan ke ibu kota, tetapi mereka mendesak warga untuk berlindung karena ancaman lebih banyak serangan.
Serangan juga dilaporkan terjadi di wilayah tengah Ukraina, tepatnya di Vinnytsia.
Militer Ukraina mengatakan pertahanan anti-pesawatnya menembak jatuh semua 24 drone buatan Iran yang dikirim oleh Rusia dalam semalam.
Natacha Butler dari Al Jazeera, melaporkan dari Kyiv, mengatakan bahwa menurut pejabat setempat, 20 rudal yang mengarah ke ibu kota berhasil dicegat.
"Kami mendengar ledakan yang sangat keras," kata Butler.
"Kami sekarang tahu bahwa itu adalah roket yang menghantam bangunan non-perumahan. Kami percaya itu mungkin beberapa infrastruktur penting."
Sementara itu, Gubernur Odesa, Maksym Marchenko, mengatakan beberapa fasilitas energi di wilayahnya rusak, menyebabkan masalah signifikan dengan pasokan listrik.
Akibatnya, DTEK, produsen energi swasta terbesar Ukraina, mengatakan pihaknya memberlakukan pemadaman listrik darurat di Kyiv, wilayah sekitarnya, dan wilayah Odesa dan Dnipropetrovsk karena bahaya serangan rudal.
Produsen listrik lain di tempat lain di Ukraina juga mengatakan mereka melakukan pemadaman darurat.
Baca juga: Enggan Perang di Ukraina, Banyak Warga Rusia Kabur dan Ditangkap Buntut Terlibat Penyelundupan Orang
Rusia Kecam Pengiriman Tank dari Jerman untuk Ukraina
Moskow telah mengecam langkah Berlin untuk memasok Ukraina dengan tank tempur Leopard 2.
Dilansir TribunWow.com, Rusia menuduh Jerman mengabaikan tanggung jawab historisnya terhadap Rusia yang timbul dari kejahatan Nazi dalam Perang Dunia II.
Adapun keputusan tersebut diambil setelah muncul tekanan dari dunia internasional terhadap Jerman untuk memenuhi permintaan Ukraina.
Baca juga: Dapat Bantuan Tank dari Jerman, Ukraina Kini Minta Dikirimi Pesawat Jet Tempur
Dilaporkan Al Jazeera, Kamis (26/1/2023), Kedutaan Besar Rusia di Jerman mengatakan pada hari Rabu bahwa keputusan untuk mengirim 14 tank Leopard 2 buatan Jerman ke Kyiv akan memperburuk perang di Ukraina ke tingkat yang baru dan menyebabkan eskalasi permanen.
Apalagi Jerman juga telah memberikan izin ke sekutu untuk mengekspor kembali model yang sama ke Ukraina.
"Keputusan yang sangat berbahaya ini membawa konflik ke tingkat konfrontasi baru dan bertentangan dengan pernyataan politisi Jerman tentang keengganan Republik Federal Jerman untuk terlibat di dalamnya," kata Duta Besar Sergei Nechayev.
"Itu menghancurkan sisa-sisa rasa saling percaya, menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada keadaan hubungan Rusia-Jerman yang sudah menyedihkan, dan meragukan kemungkinan normalisasi mereka di masa mendatang."
Baca juga: Mayoritas Warga Jerman Tak Setuju Negara Mereka Kirimi Ukraina Tank untuk Perangi Rusia
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa keputusan Jerman itu mengkonfirmasi isu mengenai perang yang sudah direncanakan untuk melawan Moskow.
Sebagaimana diketahui, Kyiv selama berbulan-bulan telah meminta tank ke pihak Barat.
Menurut Ukraina, tank tersebut sangat dibutuhkan untuk memberikan pasukan daya serang dan mobilitas untuk menerobos garis pertahanan Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki di timur dan selatan.
Moskow telah berulang kali mengatakan tank-tank yang dipasok Barat akan terbakar.
Pihaknya juga menepis anggapan bahwa tank-tank itu akan mempengaruhi hasil konflik selama 11 bulan.
Selain itu, Rusia memperingatkan bahwa tank-tank tersebut hanya akan memperpanjang penderitaan Ukraina.
Langkah Jerman dinilai akan membuka jalan bagi Polandia, Finlandia dan sejumlah negara Eropa lainnya untuk mengirimkan stok tank Leopard 2 mereka sendiri ke Ukraina.
"Dengan persetujuan pimpinan Jerman, tank tempur dengan salib Jerman akan kembali dikirim ke ‘front timur’, yang pasti akan menyebabkan kematian tidak hanya tentara Rusia, tetapi juga penduduk sipil," kata Nechayev.
Inggris telah berjanji untuk mengirimkan 14 tank tempur Challenger 2 ke Kyiv, sementara Amerika Serikat siap untuk berbalik arah dan memasok Ukraina dengan lebih dari 30 M1 Abrams miliknya sendiri.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina