TRIBUNWOW.COM - Sekira 60 warga sipil tewas dan 73 luka-luka akibat serangan yang terjadi di sebuah kompleks apartemen di Dnipro/Dnepr, Ukraina pada Sabtu (14/1/2023) malam.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Aleksey Arestovich menjadi target hujatan warga Ukraina seusai mencoba memberikan penjelasan tentang penyebab atau asal serangan yang terjadi di Dnipro.
Dikutip TribunWow dari rt, penjelasan Arestovich soal sumber serangan terkesan menyalahkan kelalaian tentara Ukraina yang membuatnya menjadi target hujatan.
Baca juga: Kembali Dirundung Kegelapan, Ukraina Kewalahan akibat Serangan Beruntun Rusia di Berbagai Wilayah
Arestovich menyatakan bahwa serangan misil di Dnipro justru terjadi karena misil Rusia yang lewat dilumpuhkan oleh tentara Ukraina namun malah jatuh ke bangunan apartemen yang ada di Dnipro.
Sebagai informasi, pada Sabtu kemarin pasukan militer Ukraina menyerang sejumlah infrastruktur militer dan energi yang terdapat di Kyiv/Kiev dan beberapa wilayah lain di Ukraina.
Penjelasan ini disampaikan oleh Arestovich lewat sebuah wawancara di YouTube.
Wali Kota Dnipro, Boris Filatov langsung menyindir bahwa Arestovich asal bicara dan meminta agar badan intelijen Ukraina bereaksi terhadap statement Arestovich.
Sementara itu angkatan udara Ukraina juga memberikan penjelasan bahwa pihaknya tidak mampu melumpuhkan misil yang diluncurkan oleh Rusia.
Juru bicara angkatan udara Ukraina, Kolonel Yury Ignat turut membantah statement Arestovich bahwa pasukan militer Ukraina telah melumpuhkan misil Rusia yang menyebabkan hancurnya apartemen di Dnipro.
Menerima banyak sindiran, Arestovich sempat mengajukan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa ia memeroleh informasi itu dari kenalannya yang merupakan mantan tentara anti-pesawat terbang yang kebetulan melihat langsung insiden yang terjadi di Dnipro.
Namun tak lama setelah itu, Arestovich menarik kembali permintaan maafnya.
Baca juga: Tentara Rusia Divonis 5 Tahun Penjara di Negaranya Gara-gara Enggan Dikirim ke Ukraina
Serangan pada Sabtu kemarin menyebabkan gangguan baru pada pasokan listrik, khususnya di wilayah Kyiv dan Kharkiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video malamnya pada hari Sabtu (14/1/2023).
"Sayangnya, ada masalah pada infrastruktur energi," kata Zelensky dikutip Al Jazeera.
"Terkait hal ini, situasi yang paling sulit adalah di wilayah Kharkiv dan wilayah Kyiv."
Baca juga: Ukraina Bantah 600 Tentaranya Tewas akibat Serangan Balasan Rusia, Berikut Kenyataan di Lapangan
Menteri Energi German Galushchenko, mengatakan pemadaman darurat diterapkan di sebagian besar wilayah Ukraina pada hari nahas tersebut.
"Hari ini musuh kembali menyerang fasilitas pembangkit energi dan jaringan listrik negara. Ada serangan di wilayah Kharkiv, Lviv, Ivano-Frankivsk, Zaporizhia, Vinnytsia dan Kyiv," kata Galushchenko di Facebook.
"Akibat penembakan, pemadaman darurat telah diberlakukan di sebagian besar wilayah," kata menteri.
Di kota timur-tengah Dnipro, 20 orang diselamatkan dari sebuah blok apartemen di mana seluruh bagian bangunan telah menjadi puing-puing.
"Tragedi. Saya sudah mengunjungi situs tersebut. Kami akan melewati puing-puing sepanjang malam,” kata Borys Filatov, walikota kota pembuat roket di Sungai Dnieper.
Pejabat setempat melaporkan lima orang tewas, dan sedikitnya 60 orang, termasuk 12 anak-anak, juga terluka dalam serangan itu.
Sementara, lebih banyak orang dilaporkan masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Gambar menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sekitar bangkai beberapa mobil di Dnipro.
Sebagian besar blok apartemen itu hilang, sementara bagian luar bangunan lainnya rusak parah.
Rentetan serangan pada hari Sabtu terjadi setelah serangan rudal skala kecil menghantam infrastruktur penting di ibu kota Kyiv dan kota timur Kharkiv.
DTEK, perusahaan listrik swasta terbesar, memberlakukan pemadaman darurat di beberapa daerah.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 25 dari 38 rudal Rusia dari berbagai jenis.
Para pejabat mengatakan rudal menghantam fasilitas infrastruktur penting di wilayah timur Kharkiv dan wilayah barat Lviv.
Wilayah Kharkiv kehilangan listrik sama sekali, dan gangguan listrik dan pasokan air di Lviv juga mungkin terjadi,.
Kementerian dalam negeri Moldova mengatakan puing-puing rudal telah ditemukan di bagian utara negara itu dekat perbatasan Ukraina setelah serangan udara.
Baca juga: Disebut Pertempuran Paling Berdarah dan Brutal, Berikut Kondisi Perang Rusia dan Ukraina di Soledar
Konflik di Ukraina Diprediksi Membesar
Posisi Jenderal Sergey Surovikin sebagai komando tertinggi pasukan Rusia di Ukraina kini telah digantikan oleh Valery Gerasimov.
Gerasimov sendiri merupakan panglima pasukan militer Rusia yang menjadi pimpinan tertinggi angkatan bersenjata Rusia.
Dikutip TribunWow dari aljazeera, pergantian komando ini diumumkan oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: 100 Tentara Ukraina akan Dikirim ke AS, Dilatih Gunakan Sistem Rudal Patriot untuk Melawan Rusia
Pergantian komando ini disebut-sebut merupakan pertanda bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan semakin membesar dan berbahaya.
Prediksi ini disampaikan oleh Dmitry Trenin yang merupakan analis politik di Moskow.
"Penunjukan Gerasimov menunjukkan pentingnya operasi dan ruang lingkup operasi dapat berkembang melampaui apa yang kita lihat sekarang. Itu sangat signifikan," ujar Trenin.
"Perang semakin membesar, semakin berbahaya," kata Trenin.
Di sisi lain, Surovikin yang dicopot dari komando tertinggi operasi militer Rusia di Ukraina kini berperan menjadi wakil Gerasimov.
Total hanya tiga bulan Surovikin memegang komando tertinggi dalam operasi militer Rusia di Ukraina.
Selama tiga bulan tersebut, Surovikin sempat menunjukkan keganasannya menyerang sejumlah infrastruktur Ukraina yang menyebabkan krisis energi di beberapa kota di Ukraina.
Namun Surovikin juga disalahkan atas mundurnya pasukan militer Rusia dari Kherson hingga serangan yang menewaskan 89 tentara Rusia di Makiivka.(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina