Gempa di Cianjur

Bupati Cianjur Buka Suara setelah Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Gelapkan Bantuan Gempa: Terlalu Naif

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Cianjur Herman Suherman di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Terbaru, Herman buka suara soal dirinya dilaporkan ke KPK dengan tudingan penyelewengan bantuan gempa, Senin (26/12/2022).

TRIBUNWOW.COM - Bupati Cianjur Herman Suherman memberikan pernyataan atas pelaporan dirinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dilansir TribunWow.com, Herman menilai tudingan yang dilayangkan oleh Acsenahumanis Respon Foundation soal penyelewengan bantuan tersebut sangat keterlaluan.

Ia bahkan mempersilakan jika KPK atau siapa pun yang ingin tahu untuk mengecek transparansi pengiriman bantuan ke korban gempa Cianjur.

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Peringatkan Ada Oknum Ganti Label Dokumentasi Gempa Cianjur dengan Gempa Garut

Herman dituding menjual bantuan logistik dari pihak asing bernama Emirates Red Crescent pada bulan November.

Bantuan tersebut diduga dikemas ulang kemudian dijual ke pasar.

Ditemui di Pendopo bupati, Senin (26/12/2022), Herman menilai perbuatan itu terlalu naif untuk dilakukan.

Padahal, Bupati juga memiliki sumber pendapatan selain memakan bantuan untuk warga yang bernasib malang.

"Saya terlalu naif kalau harus menjual barang-barang bantuan, masyarakat Cianjur kasihan. Bupati banyak kerjaan yang lain," beber Herman dikutip Kompas.com.

Kolase Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan tumpukan bantuan untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat yang terkumpul di posko logistik, Selasa (29/11/2022). (Instagram @ridwankamil)

Baca juga: Viral Korban Gempa Cianjur Mengungsi di Kandang Kambing, BNPB: Semula Enggak Mau Pindah ke Tenda

Menurut Herman, pihaknya selalu cermat mencatat dan mendokumentasi selurut bantuan yang diterima pemerintah daerah.

Apalagi setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Pisodapur yang dapat merekam jumlah bantuan dan penyaluran secara online.

"Terima apa saja dan itu ada tanda terimanya. Setelah itu ada permintaan dari masyarakat, melalui RT, RW, kades, camat. Setelah diverifikasi lalu disalurkan bantuannya, dan itu semua tercatat, ada buku catatannya," tutur Herman.

Ia pun mempersilakan para pihak untuk mengecek langsung ke lokasi penyimpanan di dalam gudang.

"Silakan cek ke gudang, tanggal berapa penerimaannya, dikirim ke mana saja, transparan," terang Herman.

"Silakan saja. KPK juga nanti akan menilai ini benar atau tidak. Saat ini saya fokus saja bekerja untuk rakyat. Rakyat masih di tenda-tenda (pengungsian), itu tugas kita, tugas pemerintah," tandasnya.

Sebelumnya, Acsenahumanis Respon Foundation menuding bantuan berupa 2.000 lembar selimut, 25 ton beras, 1.000 paket kebersihan, 500 lampu dengan sumber tenaga solar, serta battery charger untuk tenda telah diselewengkan.

Halaman
123