Meskipun AS sebelumnya menolak memasok Ukraina dengan sistem tersebut sementara upaya Polandia baru-baru ini untuk membuat Jerman mengerahkan baterai Patriot ke negara itu ditolak oleh Berlin.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa rudal tersebut bisa saja dikirim dalam hitungan hari setelah rentetan serangan Rusia yang berulang kali terhadap kota-kota Ukraina.
Patriot, yang akan menjadi sistem rudal permukaan-ke-udara tercanggih di mana sekutu AS di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Sebagai informasi, Gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia sejak Oktober telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur energi dan listrik sipil Ukraina saat memasuki bulan-bulan musim dingin.
Unicef, badan anak-anak PBB, mengatakan serangan udara selama dua bulan telah menyebabkan hampir tujuh juta anak tanpa akses berkelanjutan ke listrik, pemanas, dan air.
Baca juga: Perang Berkecamuk di Bakhmut, Para Ahli Heran Rusia Terobsesi pada Kota Kecil di Ukraina
Drone Iran Kembali Berulah
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Sabtu (10/12/2022), bahwa Odesa dan wilayah sekitarnya tidak bisa mendapatkan listrik.
Dilansir TribunWow.com, dia menggambarkan situasinya sangat sulit bagi lebih dari 1,5 juta orang di kota pelabuhan Ukraina selatan tersebut.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan Rusia menggunakan pesawat tak berawak buatan Iran untuk menyerang dua fasilitas energi.
Baca juga: Zelensky Maju ke Garis Depan Perang Ukraina Vs Rusia, Motivasi Para Tentara di Tengah Udara Beku
Dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (10/12/2022), SKyrylo Tymoshenko, wakil kepala administrasi kepresidenan mengklaim perlu waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
"Sampai sekarang, kota ini tanpa listrik," ujar Tymoshenko, melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Hanya infrastruktur penting, termasuk rumah sakit dan bangsal bersalin, yang memiliki akses listrik.
Sebagaimana diketahui, Rusia mulai menargetkan infrastruktur Ukraina saat mereka mundur setelah mengalami kekalahan militer beberapa waktu lalu.
Pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk terus menggempur jaringan energi Ukraina meskipun ada protes terhadap serangan yang telah membuat jutaan orang berada dalam kegelapan dan kedinginan tanpa pemanas saat suhu turun.
Pemerintah daerah mengatakan orang-orang yang hanya mengandalkan listrik untuk menyalakan rumah mereka harus mempertimbangkan untuk mengungsi.
Baca juga: Ukraina Berencana Lawan Balik, Rusia Kini Gencarkan Serangan di Kharkiv hingga Odesa