Ia memuji sikap yang diambil NATO dan sekutunya dalam peperangan tersebut.
Meski Ukraina bukanlah anggota sehingga NATO tak bisa ikut ambil bagian dalam perang, namun negara-negara sekutu tetap kompak memberikan bantuannya.
"Pertama, saya pikir penting untuk menekankan bahwa NATO sebagai aliansi bukan bagian dari perang ini," tutur Rasmussen.
"Kedua, saya terkesan dan puas dengan persatuan di antara sekutu NATO dalam mendukung Ukraina selama beberapa bulan terakhir. Saya pikir koordinasi mereka dalam mengirimkan bantuan militer ke Ukraina telah bekerja cukup efisien."
Baca juga: 3.500 Tentara Rusia dan Keluarganya Hubungi Ukraina, Buat Skema Kelabui Putin agar Bebas dari Perang
Rasmussen juga membantah tudingan dari Rusia yang menuduh NATO tersebut terlibat langsung dalam perang dengan mendukung Ukraina.
"Menurut hukum internasional, negara yang telah diserang oleh negara lain memiliki hak untuk membela diri dan juga meminta bantuan dari mitra dan sekutu untuk membantu dalam proses ini. Jadi Ukraina dan NATO tidak melanggar hukum," terang Rasmussen.
"Sebaliknya, Rusia melanggar hukum internasional dengan melakukan kejahatan perang dan menyerang negara lain, yang seharusnya tidak diizinkan oleh NATO dan seluruh dunia."
Sebagaimana diketahui, selama sepuluh bulan setelah perang Rusia di Ukraina, perang kata-kata antara Kremlin dan Barat terus berlanjut.
Awal pekan ini, pada pertemuan NATO di Bukares, Rumania, ketua aliansi Jens Stoltenberg menuduh Rusia menggunakan musim dingin sebagai senjata perang.
Cuaca di Ukraina mendekati titik beku, dan serangan misil Rusia terhadap infrastruktur penting telah menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik dan air.
Di sela-sela pertemuan NATO di Rumania, menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pertahanan udara (seperti IRIS, Hawks, Patriots ) serta fasilitas untuk kebutuhan energinya.
Sementara itu, menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh AS dan NATO berpartisipasi langsung dalam perang dengan memasok senjata ke Kyiv dan melatih tentara Ukraina.(TribunWow.com/Via)