TRIBUNWOW.COM - Seorang karyawan di kedutaan Ukraina di Madrid, Spanyol, mengalami luka ringan setelah menjadi korban ledakan bom.
Dilansir TribunWow.com, ledakan terjadi saat karyawan tersebut membuka surat yang ternyata berisi bom rakitan.
Insiden ini mendorong pemerintah Ukraina untuk memperingatkan para diplomatnya agar meningkatkan tindakan pencegahan keamanan mereka.
Baca juga: Serang Pembangkit Listrik, Rusia Disebut NATO Pakai Musim Dingin untuk Buat Warga Ukraina Menderita
Belum jelas apakah pihak Rusia yang tengah berperang dengan Ukraina terlibat dalam peristiwa ini.
Oleh Nikolenko, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, mengatakan kedutaan mereka di ibukota Spanyol telah menerima sebuah amplop.
"Saat pemeriksaan, amplop itu meledak di tangan manajer kedutaan," kata Nikolenko dikutip The Guardian, Rabu (30/11/2022).
"Manajer tersebut mengalami luka ringan, dia dirawat di rumah sakit dan menerima bantuan medis yang diperlukan. Nyawanya tidak dalam bahaya."
Disebutkan juga bahwa tidak ada pekerja kedutaan lain yang terluka.
Karyawan tersebut lantas dibawa ke Rumah Sakit Nuestra Señora de América dan dipulangkan tidak lama kemudian.
Menurut Mercedes Gonzalez, perwakilan pemerintah Spanyol di Madrid, surat yang tidak dipindai itu menyebabkan luka kecil di jari manis tangan kanan karyawan tersebut.
Baca juga: Hasil Investigasi PBB Buktikan Kebohongan Rusia, Nyatakan Ukraina Bersih dari Isu Bom Kotor
Kepolisian nasional Spanyol mengatakan mereka menerima telepon dari kedutaan Ukraina pada pukul 13.20 waktu setempat pada hari Rabu.
Telepon tersebut memberi tahu mereka bahwa sebuah surat telah terbakar saat ditangani oleh seorang karyawan.
Petugas dikirim ke kedutaan, yang berada di timur laut Madrid, untuk memasang garis pertahanan di tempat kejadian sementara penjinak bom Tedax bekerja di lokasi.
Detektif, dibantu oleh penyelidik forensik dan intelijen, tengah mendalami insiden tersebut dan penyelidikan lebih lanjut akan dipimpin oleh pengadilan pidana tertinggi Spanyol, Audiencia Nacional.
Kantor berita negara Spanyol, Efe, mengutip sumber polisi yang tidak disebutkan namanya mengatakan surat itu berisi bahan peledak rakitan dan telah ditujukan kepada duta besar tetapi dibuka oleh seorang penjaga keamanan di taman kedutaan.
Dmytro Kuleba, menteri luar negeri Ukraina, mendesak semua kedutaan negara untuk memperketat langkah-langkah keamanan.
Pemerintah Ukraina juga mendesak rekan-rekan Spanyolnya untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk menyelidiki serangan itu.
"Siapa pun yang bertanggung jawab tidak akan berhasil mengintimidasi diplomat Ukraina atau menghentikan pekerjaan sehari-hari mereka untuk memperkuat Ukraina dan melawan agresi Rusia," tegas Kuleba.
Baca juga: Rusia Produksi Drone Baru untuk Bubarkan Kerumunan, Kerusuhan Sipil Diprediksi Terjadi Tahun Depan
Kepala Polisi Ukraina Jadi Korban Ledakan Bom
Seorang mantan kepala polisi daerah Ukraina menjadi korban ledakan dalam sebuah bom mobil.
Dilansir TribunWow.com, pria bernama Denys Stefankov itu diketahui telah membelot dari Ukraina untuk menjadi interogator Rusia.
Ia diduga menjadi sasaran dinas rahasia Ukraina, FSB yang sedang melakukan penyisiran terhadap mereka yang berkhianat.
Baca juga: Putin Beri Ancaman Serius Buntut Serangan Ukraina, Joe Biden Khawatir Rusia Gunakan Nuklir
Dikutip The Sun, Senin (19/9/2022), ledakan itu dikabarkan terjadi di halaman sebuah blok apartemen di pusat kota Melitopol.
Mantan polisi Stefankov dikatakan telah membelot ke Rusia dan bertugas menginterogasi tahanan.
Insiden ini diungkap oleh Walikota kota Ivan Federov yang mengatakan bahwa Stefankov sempat disebut masuk dalam data orang yang akan disanksi.
"Sebuah ledakan kuat di halaman gedung tinggi Melitopol di pusat kota kemungkinan merupakan hasil dari penyisiran FSB," kata Federov, mengatakan di sebuah posting Telegram.
"Menurut data awal, selama 'konflik' mereka ingin menyingkirkan salah satu kolaborator polisi yang disebut 'kepala Departemen Kepolisian Rakyat Milisi Rakyat'."
Menurut Federov, Stefankov hanya satu dari 118 polisi yang membelot dan akan disita seluruh kepemilikannya.
"Denys Stefankov adalah salah satu dari 118 pengkhianat polisi yang semua propertinya baik bergerak dan tidak bergerak, sudah hendak kami sita," ujar Federov.
"Seharusnya jelas bagi semua orang yang mengkhianati Ukraina: Rusia tidak membutuhkan anda. Setelah anda digunakan, anda akan dibuang."
Baca juga: Warga Dikurung di Ruangan Gelap, Ukraina Ungkap Bukti Penyiksaan di Wilayah Bekas Kekuasaan Rusia
Sementara Federov belum merinci apakah mantan polisi itu tewas dalam ledakan itu, media Ukraina melaporkan dia sudah meninggal.
Outlet berita Telegraf mengklaim dia tidak selamat dari upaya pembunuhan, mengutip sumber orang dalam.
Namun agen media Rusia TASS mengklaim Stefankov masih hidup dan sehat.
"Badai hoaks tidak memberikan istirahat kepada media Ukraina palsu siang atau malam," tukas Departemen Dalam Negeri Rusia melalui di Telegram.
"Denis Stefankov menjaga hukum dengan tertib dan sehat!"
Dugaan upaya pembunuhan terjadi di tengah lonjakan pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pejabat pemimpin Rusia dalam beberapa minggu terakhir.
Baru-baru ini, empat pejabat tinggi di Ukraina tewas dalam ledakan pada minggu lalu.
Lyudmila Boyko yang mengorganisir referendum palsu untuk bergabung dengan Rusia tewas bersama suaminya, Oleg Boyko, (46) yang juga seorang pejabat senior lokal.
Pejabat tinggi pro-Rusia lainnya di wilayah Ukraina yang diduduki tewas dalam bom mobil saat dia pergi menjemput putrinya dari sekolah TK.
Dan Askyar Laishev, yang bekerja untuk dinas rahasia Ukraina sebelum pindah membela Rusia pada 2014, musnah dalam ledakan bom mobil di Luhansk awal bulan ini.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina