"Contohnya pelaku ini mengatakan dia diterima di PT KAI di Lempuyangan, setelah itu saya cek di sana dengan tanya kepada karyawan di sana, ternyata nama tersebut tidak tercantum di daftar pegawai."
"Kemudian ada diklat PT KAI di Malang, masa diklat cuma tiga hari, dan surat undangan diklat kan harusnya ada pemberitahuan, tapi tidak ada."
Saat Sukoco membawa bukti tersebut ke orangtua pelaku, ia justru mendapat penolakan.
Para korban justru lebih mempercayai kebohongan sang anak dan enggan menerima masukan dari pihak lain.
"Orangtua sudah terbius oleh kata-kata dari anaknya kan tidak percaya, sama pihak lain yang memberi masukan tidak percaya," tandasnya.
Baca juga: Keluarga di Magelang Tewas Diduga Diracun Anak Sendiri, Kerabat sempat Curigai Perilaku Putra Kedua
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-03.12:
Kerabat sempat Curigai Perilaku Putra Kedua
Satu keluarga ditemukan tewas di rumahnya, kawasan Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).
Korban terdiri dari tiga orang yakni sang ayah Abbas Ashar (58), ibu Heri Riyani (54) dan anak sulungnya Dhea Choirunnisa (24).
Mirisnya, pembunuhan menggunakan racun tersebut diduga dilakukan anak bungsu keluarga tersebut, yakni Dhio Daffa Syahdilla (22).
Jasad keluarga tersebut ditemukan di tiga kamar mandi berbeda di rumah mereka sekitar pukul 07.00 WIB.
Ketiganya sempat dilarikan ke rumah sakit namun dinyatakan telah meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Iqbal Alqudusy menyatakan anak kedua keluarga tersebut telah mengakui perbuatannya.
Pemuda yang akrab disapa Dhio tersebut membunuh keluarganya dengan mencampur racun dalam minuman mereka.
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Iqbal dikutip Kompas.com, Senin (28/11/2022).