TRIBUNWOW.COM - Enterpreneur sekaligus staf pengajar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Mardigu Wowiek Prasantyo ikut mengomentari soal berjalannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.
Pria yang akrab disapa dengan nama panggilan Bossman Mardigu Wowiek ini menjelaskan bahwa rangkaian pertemuan G20 di Indonesia saat ini dimanfaatkan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat untuk melakukan bullying atau perundungan terhadap Rusia.
Dikutip TribunWow dari Instagram @mardiguwp, Mardigu Wowiek menjelaskan bahwa AS dan antek-anteknya terus berusaha menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang bertanggung jawab atas konflik yang terjadi di Ukraina.
Baca juga: Perbedaan Biden dan Menlu Rusia saat Tiba di Bali untuk Hadiri KTT G20, Presiden AS Pakai The Beast
Menurut Mardigu, pertemuan G20 tidak seharusnya dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk kepentingan politik mereka.
Mardigu menyampaikan, pada pertemuan KTT ASEAN-AS di Kamboja, 12 November 2022, Presiden AS Joe Biden berusaha menggiring opini untuk mengucilkan Rusia.
Mardigu turut mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang menyatakan bahwa AS berusaha memiliterisasi Asia Tenggara untuk memerangi kepentingan Rusia dan Tiongkok di Asia Tenggara.
"Ukraina tampaknya menjadi agenda utama pemimpin-pemimpin barat yang mengkritik secara terbuka invasi Rusia ke Ukraina serta menekan Tiongkok dan India," tulis Mardigu.
Mardigu kemudian menjelaskan dari perspektif Rusia, saat ini Rusia memposisikan dirinya dan China/Tiongkok sebagai kekuatan global yang melawan dominasi AS dan negara-negara barat.
Mardigu menekankan Indonesia harus bisa menggunakan strategi tepat di KTT G20 agar pertemuan tingkat tinggi tersebut tidak disetir oleh kepentingan segelintir negara.
Menurut Mardigu, saat ini AS dan negara barat telah berhasil membuat Putin tidak hadir ke Indonesia.
"Dengan cara membawa kekuatan militer Amerika ada di dekat Australia dan perairan Indonesia. Keamanan Putin menjadi terancam lebih baik Putin tidak datang." tulis Mardigu.
Baca juga: Diundang Bloomberg Jadi Pembicara di Acara G20, Anies Pamerkan Pencapaian Jakarta: Melampaui Target
Media Rusia Sebut Jokowi Diintimidasi AS
Dikutip TribunWow dari rt, pemerintah Rusia juga menyampaikan bahwa Putin akan menghadiri KTT G20 lewat teleconference atau video.
RT yang merupakan media pemerintah Rusia menjelaskan bahwa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ditekan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara aliansinya untuk memblokir Putin sebagai hukuman atas konflik yang terjadi di Ukraina.
RT turut mengungkit bagaimana Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersama representasi dari Inggris dan Kanada melakukan aksi walk out dalam pertemuan Menkeu G20 pada April 2022 lalu sebagai bentuk protes terhadap pidato delegasi pemerintah Rusia.
Kemudian RT juga menjelaskan bagaimana pemerintah Indonesia tidak gentar tetap mengirimkan undangan kepada Putin untuk menghadiri KTT G20.
Ketua Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal menyampaikan sejumlah saran terkait langkah apa yang harus dilakukan Indonesia agar acara KTT G20 di Bali dapat tetap berjalan lancar.
Awalnya Dino menjelaskan G20 terancam ditinggalkan oleh negara-negara anggotanya bahkan bubar karena konflik Rusia-Ukraina.
"G20 kini sedang sakit, terpecah belah, dan kalau tidak hati-hati bisa menjadi disfungsional," ujar Dino dikutip TribunWow.com dari YouTube Sekretariat FPCI, Minggu (3/4/2022).
Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali
Dino mencontohkan bahwa di dalam G20 terdapat negara-negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat) yang mana semua negara G7 menentang keras invasi Rusia terhadap Ukraina.
Selanjutnya ada juga negara-negara yang pro terhadap Rusia di dalam G20 yakni Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.
Menurut Dino, Indonesia saat ini harus memanfaatkan modal politik dan diplomatik Indonesia dengan negara-negara barat, Rusia, Tiongkok (China), bahkan negara-negara menengah.
Dino menyampaikan, Indonesia sampai saat ini masih memiliki modal politik yang baik dengan Rusia.
"Indonesia tidak menerapkan sanksi terhadap Rusia dan hubungan bilateral Jakarta-Moskow masih terjaga normal," ujarnya.
Selanjutnya Dino menyarankan agar pembahasan pilar-pilar G20 terus berjalan, mulai dari Business 20, Civil 20, Labor 20, dan lain sebagainya.
Kemudian Dino menyarankan agar Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi rutin melakukan zoom diplomacy.
"Yaitu lobi melalui teleconference secara intensif dengan pemimpin negara-negara G20 lainnya untuk mencari formula yang dapat menjaga keutuhan G20," ungkap Dino.
Dino mengingatkan bahwa solusi menjaga keutuhan G20 harus dirintis sedini mungkin.
Selain itu Dino turut menyarankan agar Jokowi memanfaatkan kesempatan KTT ASEAN-AS pada pertengahan tahun 2022 besok untuk berbicara secara bilateral dengan Presiden AS Joe Biden membahas pentingnya menjaga keutuhan G20.
Dino lalu juga menyarankan agar Indonesia mengirimkan perwakilan ke Ukraina dan Rusia untuk mencari solusi mengakhiri konflik. (TribunWow.com/Anung/Via)