TRIBUNWOW.COM - Mahareza Rizky Hutabarat selaku adik dari Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mengaku sempat berdebat melawan seorang perwira di Polri ketika ia ingin mengurus jenazah sang kakak.
Reza bercerita, dirinya saat itu tidak diperbolehkan memakaikan pakaian Brigadir J.
Dikutip TribunWow, pengakuan ini disampaikan Reza eksklusif dalam wawancara bersama Rosi Kompastv yang diunggah, Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Ekspresi Janggal Ferdy Sambo seusai Habisi Brigadir J, Buat Anak Buah Ketakutan: Wajahnya Merah
Reza mengatakan saat itu jenazah kakaknya sedang berada di ruang autopsi.
Seperti yang diketahui, autopsi pertama Brigadir J dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara R Said Sukanto, Jakarta Timur.
Saat ingin mengurus jenazah sang kakak, Reza yang juga merupakan anggota kepolisian pertama kali minta izin ke atasannya di Yanma Polri yang merupakan tempatnya berdinas.
Setelah itu Reza diarahkan untuk meminta izin kepada anggota Provos yang bertanggung jawab.
Akhirnya Reza mencoba meminta izin kepada seorang polisi berpangkat perwira Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) yang kala itu berada di RS Bhayangkara.
"Saya bilang izin komandan apakah saya boleh memakaikan pakaian almarhum yang terakhir kali," ucap Reza.
Reza awalnya diminta menunggu di luar sedangkan sang Kombes masuk ke ruang autopsi.
Ketika sang Kombes keluar, Reza mengulangi permintaannya kembali meminta izin dan saat itu Kombes tersebut menjelaskan bahwa jenazah Brigadir J sedang disuntik formalin.
Reza berulang kali meminta izin hingga total empat kali namun terus-terusan diminta menunggu oleh Kombes tersebut.
Hingga akhirnya Reza mengaku sempat sedikit bernada keras atau ngotot ingin memakaikan pakaian Brigadir J.
"Komandan saya ini adik kandungnya, saya keluarga satu-satunya di Jakarta, saya izin untuk memakaikan pakaian almarhum yang terakhir kali," jelas Reza.
Reza menyatakan dirinya sempat adu argumen melawan Kombes tersebut karena bersikeras ingin memakaikan pakaian Brigadir J.
Pada akhirnya Kombes tersebut memberikan jawaban yang tidak jelas dan pergi dari lokasi.
"Ya enggak tahu lah, tanya saja sama tim forensiknya," ujar Reza menirukan perkataan Kombes tersebut.
Reza mengaku saat itu bingung karena dokter forensik sejak awal sudah mengizinkan.
Reza bercerita, saat itu dirinya juga tidak bisa memasuki ruang autopsi karena ditutup.
Hingga akhirnya Reza memilih untuk menenangkan diri.
Baca juga: Ungkap Kedekatan, Adik Brigadir J Bongkar Sosok Bharada E: Diperintah Apa Langsung Dikerjain
Wajah Ferdy Sambo Memerah
Eks Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ari Cahya Nugraha alias Acay, membeberkan kesaksiannya.
Dilansir TribunWow.com, anggota tim CCTV KM 50 tersebut menjadi orang yang dihubungi eks Kadiv Propam Ferdy Sambo setelah pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Saat bertemu Ferdy Sambo, Acay sempat ketakutan lantaran melihat ekspresi wajahnya yang berbeda dari biasanya.
Baca juga: Bharada E Doakan Ferdy Sambo sebelum Tembak Brigadir J: Tuhan, Ubah Hati Bapak supaya Jangan Terjadi
Sebagaimana diceritakan saat menjadi saksi dalam sidang AKP Irfan Widyanto terkait perkara obstruction of justice kasus Brigadir J, Acay mengaku ditelepon Ferdy Sambo pada hari kejadian, Jumat (8/7/2022).
Ia hanya diperintahkan untuk datang dan sempat keliru menuju ke rumah Ferdy Sambo di Kawasan Kemang.
"Kurang lebih ditelepon 17.30-17.45 dengan kalimat, 'Cay, ke rumah saya sekarang'. Saya bilang, 'Siap, Jenderal'. Telepon ditutup," kata Acay dikutip Tribunnews.com, Kamis (27/10/2022).
"Sampai di sana tidak ada aktivitas apa pun, saya coba menelepon sopir Ferdy Sambo, kemudian tidak diangkat."
"Setelah kurang lebih 5 sampai 10 menit, sopirnya atas nama Dadang telepon ke saya."
Baca juga: Nilai Janggal Kepercayaan Diri Ferdy Sambo saat Sidang, Pakar: Kok Bisa? Ancamannya Hukuman Mati Loh
Setelah mendapat penjelasan dari Dadang, Acay yang mengajak bawahannya, AKP Irfan, segera menuju ke TKP di rumah dinas Kadiv Propam di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ia kemudian melihat Ferdy Sambo yang mengenakan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) sedang merokok sendirian.
Ketika itu, Acay merasa takut untuk mendekat karena ekspresi wajah Ferdy Sambo terlihat tidak wajar.
"Setelah melewati pagar, posisi Pak FS ada di meja, beliau sedang merokok sendirian," kata Acay.
"Dengan pakaian PDL dan celana PDL, dengan wajah yang tidak seperti biasanya, wajahnya merah, dia merokok sendirian. Setelah rokok dimatikan, baru saya berani mendekati beliau."
Setelah itu, Acay sempat melihat jenazah Brigadir J yang tewas tertembak di dalam rumah Ferdy Sambo.
Secara singkat, Ferdy Sambo menyebut korban telah berani kurang ajar melecehkan istrinya, Putri Candrawathi.
Sementara itu, ketika menjalankan perintah sang Jenderal, Acay mengaku sempat melihat Ferdy Sambo bertelepon lama dengan seseorang yang tidak diketahui identitasnya.
(TribunWow.com/Anung/Via)