Polisi Tembak Polisi

Tidak Tahu Proses Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, PC Tetap di Kamar meski Ada Suara Tembakan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sarmauli Simangungsong selaku pengacara PC menegaskan kliennya sama sekali tidak keluar dari kamar saat dan sesudah penembakan terjadi hingga akhirnya dijemput oleh sang suami yakni eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

TRIBUNWOW.COM - Putri Candrawathi alias PC disebut tetap berada di dalam kamarnya di rumah Duren Tiga, Jakarta saat suaminya yakni eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo mengeksekusi Brigadir J.

Seperti yang diketahui, Brigadir J ditembak berkali-kali oleh Richard Eliezer alias Bharada E dan juga Ferdy Sambo.

Dikutip TribunWow dari Kompastv, selain menembaki Brigadir J, Ferdy Sambo juga sempat menembaki dinding berkali-kali untuk mendukung skenario bohong baku tembak.

Baca juga: Pengakuan PC Disebut Dapat Selamatkan Ferdy Sambo dkk dari Hukuman Mati di Sidang Kasus Brigadir J

Menurut Sarmauli Simangungsong selaku pengacara PC, selama terjadinya proses eksekusi hingga berakhir, PC tetap berada di dalam kamar.

"Beliau ada di dalam kamar," kata Sarmauli.

Sarmauli menjelaskan PC tidak mendengar adanya ribut-ribut sebelum Brigadir J tewas ditembak.

"Dia tidak mendengar jelas, hanya sayup-sayup ada suara orang tapi tidak tahu apa," kata Sarmauli.

Sarmauli menyampaikan, PC baru keluar dari kamar seusai dihampiri oleh Sambo beberapa menit seusai penembakan terjadi.

Kemudian PC diminta kembali ke Saguling.

Di sisi lain, Kuasa hukum keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak menyebut tersangka Ferdy Sambo mengada-ada.

Dilansir TribunWow.com, pengacara Kamaruddin membantah keras adanya dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J pada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Menurut Kamaruddin, ada peristiwa di Magelang, Jawa Tengah, yang membuat insiden itu dinilai tak mungkin terjadi.

Baca juga: Buktikan Kedekatan Putri Candrawathi dan Brigadir J seperti Keluarga, Terungkap Kejadian di Magelang

Putri Candrawathi, tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J saat dihadirkan di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022). (YouTube Warta Kota Production)

Seperti dilaporkan TribunJambi.com, Sabtu (10/9/2022), Kamaruddin melaporkan Putri karena telah membuat laporan palsu terkait isu pelecehan di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta.

Bersama Briptu Martin Gabe, istri mantan Kadiv Propam Polri itu disebut melakukan fitnah pada Brigadir J yang sudah tiada.

Selain itu, disorot pula pengakuan Putri maupun Ferdy Sambo yang mengubah TKP kejadian pelecehan atau rudapaksa tersebut setelah terbukti tidak terjadi di Duren Tiga.

"Karena laporan mereka kan sudah SP3, jadi kita melapor balik. Karena pertama mengaku diperkosa di Duren Tiga karena tidak terbukti, dipindah menjadi diperkosa di Magelang," kata Kamaruddin.

"Itu kan terlalu jauh lompatan locus delicti-nya antar kota, antar provinsi. Kalau misalnya dari Duren Tiga ke Duren Lima itu masih bisa dibilang salah hitung duriannya gitu. Tetapi kalau dari Duren Tiga ke Magelang itu terlampau jauh dan tidak mungkin," tegasnya.

Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Terbaru, PC tetap bersikeras mengaku pelecehan benar-benar terjadi dilakukan oleh Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Baca juga: Sebut Ferdy Sambo, Putri dan Kuat Bohong, Deolipa Ungkap Analisa Motif di Magelang Versi Bharada E

Menurut Kamaruddin, Brigadir J tidak mungkin melecehkan Putri ketika berada di Magelang.

Pasalnya, ketika itu Putri masih memuji ketrampilan Brigadir J dan berkirim pesan dengan adik korban.

Selain itu, sebelum kembali ke Jakarta, Putri yang disebut sedang dalam keadaan sakit, sempat bicara empat mata dengan Brigadir J.

"Kemudian di tanggal 7 sebelum mereka balik ke Jakarta, mereka bicara empat mata. Jadi Ibu Putri dengan ajudannya atas nama almarhum Yosua mereka bicara empat mata. Ibu Putri di kasur, Yosua duduk di lantai mereka bicara empat mata kurang lebih 15 menit," beber Kamaruddin.

Karena dasar inilah Kamaruddin menilai tak mungkin Brigadir J melakukan pelecehan pada Putri.

Pasalnya, seorang wanita yang dirudapaksa, tidak akan mau ditinggal berdua dengan pelaku.

Apalagi setelah itu, Brigadir J masih melakukan pengawalan pada Putri hingga sampai di Jakarta.

"Jadi saya rasa tak mungkin atau wanita yang dilecehkan masih mau berbicara empat mata dengan predatornya," beber Kamaruddin.

"Berarti kan tidak mungkin dia diperkosa, kemudian Brigadir Yosua itu masih mengawal Ibu Putri dari Magelang sampai ke Jakarta. Istri tukang becak pun gak mau dia dikawal kalau sudah diperkosa gitu. Jadi artinya Ferdy Sambo ini mengada-ngada," tandasnya.

Baca juga: Brigadir J Berubah Sikap seusai Bicara 4 Mata dengan Putri di Magelang, Bripka RR Tanyakan Hal Ini

Kronologi di Magelang Versi Bripka RR

Insiden di Magelang, Jawa Tengah, disebut-sebut menjadi motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, menurut pengakuan tersangka Ferdy Sambo, saat itu terjadi insiden pelecehan pada istrinya, Putri Candrawathi.

Sang ajudan, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR pun membeberkan mengenai kejadian di Magelang dari kacamatanya.

Baca juga: Sebut KM dan RR Beri Pengakuan Tak Masuk Akal soal Ferdy Sambo, Lawyer Bharada E Ungkit Rekonstruksi

Menurut kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR saat itu ditugaskan mengirim barang untuk anak Ferdy Sambo dan Putri yang bersekolah di Magelang.

Bripka RR awalnya berangkat dengan sopir Kuat Maruf, sebelum kemudian pergi lagi dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.

Namun ketika pulang, mereka tak mendapati siapa pun di lantai satu rumah singgah Ferdy Sambo tersebut.

Keduanya lalu naik ke lantai atas dan mendapati ART Putri, Susi sedang menangis.

"Mereka naik ke tangga atas, di tangga atas dia melihat Susi nangis," kata Erman dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (8/9/2022).

Bripka RR kemudian masuk ke kamar Putri dan diminta memanggil Brigadir J.

"Setelah bertanya ke Kuat ada apa, dia naik ke atas, dia melihat ke kamar ibu, ibu baring ke kamarnya, ditanya sama RR, 'Ada apa Bu?'."

"Tapi Ibu tidak langsung menjawab ini, dia malah bertanya, 'Yosua di mana?', malah bertanya Yosua."

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ketika mememerankan adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah jalan Saguling, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). (YouTube POLRI TV RADIO)

Baca juga: Irma Hutabarat Nilai Janggal Isu Pelecehan Putri oleh Brigadir J: Masih Semobil, Barangnya Dibawakan

Ketika itu, Putri terlihat seperti sedang sakit, namun tak tampak menangis atau menunjukkan tanda janggal lainnya.

"Ibunya baring, memang kayak sakit, baring pakai satu bantal," beber Erman.

Kemudian Bripka RR memenuhi perintah atasannya dan hendak mencari Brigadir J di lantai bawah.

Ketika itu, ia melihat Brigadir J hendak masuk ke kamar Putri namun dilarang oleh Kuat.

"Tahu-tahu Yosua mau masuk lagi ke kamar Ibu, dihalangi oleh Pak Kuat, itu dilihat oleh RR," sebut Erman.

"Dia merasa ada pertengkaran antara Kuat dengan Yosua, sehingga RR menjaga. Akhirnya Yosua mengalah dan turun."

Ia sempat bertanya pada Kuat maupun Yosua mengenai perkara yang terjadi.

Namun keduanya sama-sama memberikan jawaban yang kurang memuaskan.

"Sempat bertanya ke Kuat, 'Pak, kenapa Yosua? Kenapa Bapak kok tegang?', dijawab, 'Karena Yosua naik ke tangga, mau dia lari, akhirnya saya bingung'," tutur Erman.

"Yang kedua dia tanya ke Yosua, 'Yosua ada apa dengan Bang Kuat?', agak marah juga, 'Iya Bang, saya enggak ngerti kenapa itu Om Kuat marah-marah sama saya'."(TribunWow.com/Anung/Via)

Sebagian artikel ini diolah dari TribunJambi.com dengan judul "Datang ke Jambi, Kamaruddin Simanjuntak Jelaskan Perkembangan Kasus Brigadir Yosua", dan Tribunnews.com dengan judul "Kamaruddin Simanjuntak Buat Laporan Baru: Pengacara Keluarga Brigadir J Yakin Akan Ada Tersangka"

Berita lain terkait