Konflik Rusia Vs Ukraina

AS Bongkar Cara Kotor Tentara Bayaran Rusia Cari Uang di Afrika untuk Biayai Konflik Ukraina

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok tentara bayaran asal Rusia, Wagner Group saat momen pemilu Republik Afrika Tengah 2020. Terbaru, Dubes AS untuk PBB menuding Wagner memanfaatkan Afrika sebagai ladang mencari uang untuk mendanai biaya konflik di Ukraina.

Kontroversi kebijakan relawan perang yang diumumkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menjadi perhatian publik.

Namun ratusan warga negara-negara Afrika justru memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka di negara Eropa.

Seorang pria lulusan filsafat bernama Ottah Abraham (27) mengaku paham bahwa perang adalah hal yang serius.

Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, namun pria asal Nigeria itu tetap memilih untuk pergi ke Ukraina ketimbang berada di negaranya.

"Tetapi menjadi tentara di Ukraina akan lebih baik ketimbang di sini," kata Abraham.

"Saya mungkin dipersilakan untuk terus tinggal ketika perang berakhir, belum lagi saya akan menjadi pahlawan dan berperang melawan musuh," ujarnya.

Masyarakat pro Russia di Republik Afrika Tengah melakukan demonstrasi di Bangui pada Maret 2022. (AFP/BBC.com)

Baca juga: Usul Solusi Damai Rusia-Ukraina, Cuitan Elon Musk Dipuji Jubir Putin tapi Dimaki Diplomat Zelensky

Di sisi lain, warga Nigera yang lain yakni Kereti Usoroh mengaku ingin menjadi relawan perang karena tidak bisa tinggal diam melihat konflik yang terjadi di sana.

"Saya telah hidup dengan nyaman. Jika saya ingin pergi ke Eropa, saya akan melakukannya melalui jalur pendidikan, bukan perang," ujar Usoroh yang bekerja sebagai pengacara di Nigeria.

Pemerintah Nigeria sendiri telah memperingatkan tidak akan menoleransi negara yang menggunakan tentara bayaran.

Sementara itu Kedutaan Besar Ukraina di Nigeria telah menolak para warga negara Nigeria yang tiba di kedutaan untuk mendaftar menjadi relawan.

Tak hanya Nigeria, negara-negara Afrika lain seperti Senegal dan Aljazair juga tidak mendukung dan melarang penggunaan tentara bayaran. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya