Tragedi Arema Vs Persebaya

Kesaksian Keluarga Korban Kerusuhan di Kanjuruhan saat Susuri Kamar Jenazah: Semua Mukanya Gosong

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumarsih menceritakan bagaimana awal dirinya menemukan anaknya Ibnu Muhammad Rafi (16) yang menjadi korban jiwa dalam kerusuhan di Kanjuruhan.

Menurut cerita dari Sumarsih, kedua kakak Rafi kesulitan mencari sang adik karena wajah jenazah yang gosong.

Ibnu Muhammad Rafi (16) adalah satu dari 125 korban jiwa dalam tragedi kerusuhan di pertandingan Arema Vs Persebaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). (YouTube Kompastv)

Baca juga: Aksi Heroik Aremania Selamatkan Aremanita Dalam Tragedi Arema FC Vs Persebaya hingga Meregang Nyawa

"Di situ semua mukanya gosong, enggak jelas wajah adiknya dan agak bengkak," ujar Sumarsih.

Kedua kakak Rafi awalnya tidak menemukan adiknya di ruang jenazah, namun mereka memutuskan untuk kembali masuk ke ruang jenazah dan berhasil mengidentifikasi Rafi dari pakaian yang dikenakan korban.

Setelah berhasil mengidentifikasi Rafi, kedua kakaknya langsung mengabari Sumarsih yang membuat sang ibu histeris.

"Saya enggak bisa apa-apa waktu itu, saya hanya bisa nangis dan teriak saja," kata Sumarsih.

Menurut Sumarsih, kedua Kakak Rafi saat ini masih syok.

Dalang di Tragedi Kanjuruhan

Menko Polhukam Mahfud MD membentuk tim independen untuk menyelidiki fakta di balik tragedi Stadion Kanjuruhan.

Dilansir TribunWow.com, tim yang terdiri dari ahli dengan berbagai latar belakang itu dikerahkan untuk menyelidiki pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Mahfud MD pun membuka kemungkinan adanya intrik maupun kesengajaan dalam tragedi yang menyebabkan meninggalnya 125 penonton tersebut.

Menko Polhukam Mahfud MD dalam konferensi pers terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

Baca juga: VIDEO Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan Versi Aremania: 2 Suporter Ingin Foto Bersama Singo Edan

Melalui konferensi pers di Jakarta, Senin (3/10/2022), Mahfud MD menyampaikan nama-nama Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Menurutnya, TGIPF berfungsi menelusuri secara menyeluruh tindak pidana lain yang mungkin terjadi di balik layar.

Antara lain tanggung jawab dari pelaku di luar lapangan atau faktor kesengajaan yang tak terekam kamera.

"Mungkin saja dari hasil TGIPF ini ditemukan pelaku-pelaku tindak pidana selain yang telah ditangani oleh Polri secara pro justitia," ungkap Mahfud MD dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV.

"Mungkin saja nanti ditemukan, setelah diselidiki, ini ada tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang lebih besar, bukan pelaku lapangan, mungkin."

Halaman
123