Pilpres 2024

Berita Prabowo Subianto: Ujungnya Hanya Jadi Pembantu, PDIP Sindir Wacana Duet Prabowo-Jokowi 2024

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat meninjau kawasan food estate bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Terbaru, Politisi PDIP menyindir isu wacana duet Prabowo-Jokowi di 2024.

TRIBUNWOW.COM - Sindiran disampaikan oleh Politisi PDIP Masinton Pasaribu terhadap wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di 2024.

Masinton mempertanyakan akan percuma Jokowi menjadi wakil presiden karena tidak memiliki wewenang apapun selain membantu sang RI 1.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, wacana duet Prabowo-Jokowi ini digaungkan oleh beberapa pihak, satu di antaranya adalah kelompok relawan yang bernama Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi.

Baca juga: Tertawa Lepas, Ini Jawaban Prabowo saat Ditanya Awak Media Isu Duet Bareng Jokowi di Pilpres 2024

Masinton menjelaskan, akan berbeda hal jika Indonesia menganut sistem parlementer di mana ada posisi perdana menteri dan presiden.

Namun di Indonesia yang menganut sistem presidensil, tidak ada benefit yang akan didapat dengan Jokowi menjabat sebagai wapres yang tugasnya hanya membantu presiden.

"Nah wakil presiden yaitu dia tidak berbagi kekuasaan antara Presiden dan Wakil Presiden. Dia berada dalam satu yang namanya lembaga kepresidenan," kata Masinton saat wawancara khusus bertajuk 'Mungkinkah Jokowi Maju Cawapres 2024' dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun, Jakarta, Senin (26/9/2022).

"Jadi kalau Pak Jokowi ingin jadi wakil presiden mau ngapain, kewenangan apa yang bisa dimiliki oleh beliau selalu membantu Presiden."

"Ada kekuasaan yang dibagi disitu. Nah kalau ini kan nggak, wakil presiden dan pembantu presiden. Nah kalau Bapak Jokowi dari presiden ke wakil presiden kita pertanyakan tuh ya mau ngapain?" ucapnya.

Menurut Masinton, Jokowi sendiri tidak berminat menjadi pendamping Prabowo di 2024 nanti.

"Maka kalah saya melihat dan pak Jokowi Kemarin sudah menyatakan, baiknya memang ya janganlah. Percuma juga jadi lucu-lucuan aja nanti," ujar Masinton.

"Karena apa kita kan konstitusi kita tidak memberi kewenangan yang lebih kepada wakil presiden," sambungnya.

Foto kiri: Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, Provinsi Maluku, Rabu (14/9/2022). Foto kanan: Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) makan siang bersama lawan politiknya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto, di Restoran Sate Senayan, FX Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). (Kolase Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden dan Instagram/@prabowo)

Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Ngaku Kalah Hebat Dibanding Jokowi, Prabowo Ungkit Mitos soal Kota Solo

Jokowi Kian Condong Dukung Prabowo

Diketahui ada beberapa tokoh publik yang disebut-sebut mendapat endorse/promosi dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.

Namun kini Jokowi disebut-sebut justru condong semakin mendukung sang Ketua Umum Partai Gerindra yakni Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Dikutip TribunWow dari Kompas, analisis ini disampaikan oleh Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro.

Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Komunitas Emak-emak Ingin sang Menhan Jadi Presiden 2024 Gara-gara Ini

Bawono menyoroti saat Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi bertemu dengan Prabowo.

Menurut Bawono hal tersebut adalah bentuk dukungan Jokowi terhadap Prabowo.

"Apakah ini merupakan tanda bila dukungan politik Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden mendatang mulai condong kepada Prabowo Subianto? Bisa saja itu ditafsirkan demikian," kata Bawono dalam keterangan yang disampaikan pada Jumat (2/9/2022).

Sebagai informasi, pertemuan antara Prabowo dan Budi Arie dilakukan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Tempati Posisi 1 Survei Capres 2024, Ganjar Menang Telak Dibanding Puan

Pertemuan tersebut diketahui membahas masalah kebangsaan.

Selain itu dibahas juga masalah ketahanan pangan hingga kemiskinan ekstrem.

Prabowo dan Budi Arie turut membahas soal isu global yang berdampak terhadap harga energi dan pangan.

Budi Arie sendiri merupakan orang dekat Jokowi karena pernah menjadi Ketua Pro Jokowi dalam dua pilpres di 2014 dan 2019.

"Pilihan memberikan endorse kepada Prabowo Subianto sebagai presiden mendatang merupakan pilihan politik rasional bagi Presiden Joko Widodo," ujar Bawono.

"Meski pernah menjadi rival Presiden Joko Widodo pada dua pemilihan presiden, tapi Prabowo Subianto telah membuktikan kinerja dan kesetiaan terhadap presiden selama menjadi menteri pertahanan di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin," lanjut Bawono.

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Tempati Posisi 1 Survei Capres 2024, Ganjar Menang Telak Dibanding Puan

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berswafoto dengan wartawan seusai keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/9/2019). (DOK. WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENA)

Dipercaya Publik karena Loyal ke Jokowi

Dalam survei yang dilakukan oleh Indonesia Survey Center (ISC), Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat ini menjadi sosok calon presiden (capres) tahun 2024 yang paling mendapat kepercayaan dari publik.

Survei yang dilakukan oleh ISC diketahui berjudul 'Elektabilitas Tokoh Menuju Pemilu 2024' dipublikasi pada Senin (29/8/2022).

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, tingginya kepercayaan publik terhadap Prabowo tak luput dari kedekatan sang menhan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Dalam survei tersebut, Prabowo diketahui meraih kepercayaan publik dengan angka elektabilitas sebesar 30,4 persen.

Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hanya memeroleh 19,1 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 13 persen.

Foto kiri: Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat akan mendaftarkan partai Gerindra menjadi calon peserta pemilu 2024 di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022). Gerindra menjadi partai ke 17 yang mendaftar sebagai calon peserta pemilu 2024. Foto kanan: Calon Presiden nomor urut 01 Prabowo Subianto saat memberikan orasi politik didepan masa pendukung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019). Pada orasi politik tersebut Prabowo mengajak pendukungnya untuk mencoblos dirinya. (Kolase Tribunnews/Jeprima)

Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Pengamat Ungkap Nasib sang Menhan dan Gerindra jika Kalah di Pilpres 2024

Selain karena kedekatan Prabowo dengan RI 1, responden juga melihat sang menhan tidak ambisius ingin menjadi capres.

Publik melihat Prabowo loyal menjadi menteri pembantu pemerintahan Jokowi.

Peneliti Senior ISC, Chairul Ansari turut mengutip jawaban Prabowo saat ditanya soal pencapresan di 2024 yang merupakan penyebab naiknya elektabilitas sang menhan.

"Saat ditanya Jokowi, apakah ingin mencalonkan presiden? Jawaban Prabowo tergantung ijin Bapak Presiden. Kira-kira seperti itu," ujar Chairul.

Chairul memaparkan, publik memilih Prabowo sebagai capres 2024 dalam survei akrena yakin Prabowo memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.

Masalah tersebut mulai dari keamanan nasional hingga krisis pangan.

Faktor lain yang menjadi pertimbangan pemilih Prabowo adalah latar belakang militer hingga nasionalisme sang menhan.

"Ada jawaban, 1,6 persen karena Prabowo Ketua Umum Parpol. Publik membutuhkan kepastian siapa Capresnya. Prabowo Ketum Parpol yang pasti karena dia sudah didukung jaringan Gerindra. Capres definitif dari Gerindra," ujar Chairul. (TribunWow.com/Anung)

Berita lain terkait