Kemudian pada tahun 1974, ia mengikuti kursus United Nations Regional Course on the Control of Narcotics dan memperdalam masalah drug law enforcement di Amerika Serikat.
Berbekal ilmu tersebut, ia kemudian ditempatkan di bidang reserse narkotika Mabes Polri dan naik menjadi kolonel di tahun 1980 setelah mengikuti pendidikan Sesko ABRI.
Februari 1989 dan tujuh bulan setelahnya, Jeanne menjabat sebagai Sesdit Bimmas Polri, dan dipercaya sebagai Kepala Divisi Humas Polri.
Kepeduliannya terhadap masalah narkotika di Indonesia, menjadikannya sebagai Koordinatior Ahli di Badan Narkotika Nasional.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Gemira Klaim Ulama, Kyai hingga Pimpinan Ponpes Dukung Prabowo di 2024
Hobi Olahraga dan Musik Klasik
Selama kariernya, Jeanne telah banyak meninggalkan legasi untuk Kepolisian RI.
Misalnya ia menyelenggarakan rapat kerja teknis Dispen Polri se-Indonesia yang pertama, menghasilkan perangkat lunak untuk petunjuk pelaksanaan tugas Dispen Polri.
Ia juga membangun sebuah yayasan bernama Yayasan Permadi Siwi, sebagai pusat rehabilitasi pecandu narkotika.
Sebagai jenderal perempuan pertama di Indonesia, Jeanne juga berharap kesempatan perempuan untuk berkarier di Kepolisian RI semakin terbuka.
"Ini juga berarti harapan dan kesempatan bagi wanita ABRI lainnya untuk meraih pangkat jenderal makin terbuka," ujar Jeanne pada wawancara Harian Kompas Oktober 1990.
Di samping karier cemerlangnya di kepolisian, Mandagi adalah sosok yang suka dansa dan menyukai musik klasik ringan seperti karya Elvis Presley.
Di bidang olahraga, ia suka olahraga menembak, jogging, dan berkuda.
Jeanne Mandagi tutup usia di usia 80 tahun pada April 2017 lalu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hari Polwan, Ini Sosok Jeanne Mandagi Brigjen Polisi Perempuan Pertama di Indonesia