Konflik Rusia Vs Ukraina

Pangkalan Udara Rusia di Krimea Diserang, Ukraina Angkat Tangan Bantah Pasukan Zelensky Terlibat

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah ledakan terjadi di pangkalan militer Saky di Novofedorivka, di pantai barat Krimea pada Selasa (9/8/2022) sore.

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah ledakan besar terjadi di sebuah pangkalan udara Rusia di semenanjung Krimea.

Dilansir TribunWow.com, serangan yang terjadi jauh di belakang garis depan perang Ukraina ini menewaskan sedikitnya satu orang.

Namun tidak jelas apakah ledakan tersebut buntut dari serangan rudal jarak jauh Ukraina atau ada penyebab lain.

Baca juga: Rusia Disebut Bersiap Mencaplok Tanah Ukraina seperti Krimea, AS Singgung Referendum Palsu

Dilaporkan The Guardian, beberapa video di media sosial menunjukkan ledakan dan asap yang muncul dari pangkalan militer Saky di Novofedorivka, di pantai barat Krimea pada Selasa (9/8/2022) sore.

Hal ini memicu pertanyaan tentang bagaimana lokasi yang lebih dari 100 mil (160 km) dari garis depan bisa diserang.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa ledakan itu terjadi sekitar pukul 15.20 waktu setempat.

Disebutkan bahwa beberapa amunisi penerbangan diledakkan di area penyimpanan.

Hingga saat ini, pihaknya sedang mencoba mencari tahu penyebab insiden tersebut.

File foto yang diambil pada tanggal 30 Maret 2014 kapal patroli angkatan laut Rusia 'Pytliviy' (kiri) berlayar di dekat kapal penjelajah rudal andalan Angkatan Laut Rusia 'Moskva' (kanan) yang berlabuh di teluk kota Sevastopol di Krimea. (AFP)

Baca juga: Inggris Dukung Ukraina Rebut Kembali Wilayah Krimea dan Donbas yang Dikuasai Rusia sejak 2014

Dari sejumlah video yang beredar, turis Rusia yang berlibur di pantai terdekat terlihat bergegas pergi dengan ketakutan.

Ini adalah satu dari sedikit kesempatan di Krimea, yang diduduki oleh Rusia sejak 2014, secara langsung ikut terpengaruhi oleh pertempuran saat ini.

Penduduk setempat mengatakan kepada salah satu situs berita Rusia bahwa ledakan berlangsung selama satu jam.

Sergey Aksyonov, kepala Krimea yang ditunjuk Rusia, mengatakan satu orang tewas.

Sebelumnya, dia telah merekam pernyataan video di dekat lokasi, dengan asap membubung di kejauhan, mengatakan bahwa kru ambulans dan petugas medis berada di tempat kejadian.

Sementara itu, dalam pidato malamnya, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak membahas siapa yang berada di balik serangan itu.

Tetapi ia hanya bersumpah untuk membebaskan Krimea, dengan mengatakan perang Rusia melawan Ukraina dan melawan seluruh Eropa yang merdeka dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan Krimea.

"Rusia telah mengubah semenanjung kami, yang selalu dan akan menjadi salah satu tempat terbaik di Eropa, menjadi salah satu tempat paling berbahaya di Eropa," kata Zelensky.

"Tapi kami akan kembali ke Krimea Ukraina. Dari wilayah Kharkiv ke Kherson, dari Donetsk ke Enerhodar, dari Stanytsia Luhanska ke Yalta, dari Berdyansk ke Novofedorivka. ini semua adalah bagian dari negara kita, ini adalah Ukraina, yang akan sepenuhnya merdeka."

Seorang penasihat presiden, Mikhail Podolyak, mengatakan Ukraina tidak bertanggung jawab atas ledakan itu, ia mengindikasikan bahwa partisan mungkin terlibat.

"Tentu saja tidak. Apa yang harus kita lakukan dengan ini?," kata Podolyak saat ditanya tentang keterlibatan Kyiv.

Dalam saluran televisi online Dozhd, Podolyak mengatakan bahwa tujuan jangka panjang Kyiv adalah demiliterisasi Federasi Rusia.

"Masa depan Krimea adalah menjadi mutiara Laut Hitam, taman nasional dengan alam yang unik dan resor dunia. Bukan pangkalan militer untuk teroris. Ini baru permulaan," ucap Podolyak.

Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan tidak dapat menentukan penyebab ledakan.

Tetapi secara sinis, pihaknya mengatakan bahwa orang harus memperhatikan aturan keselamatan kebakaran dan larangan merokok di tempat yang tidak ditentukan.

Sebagai informasi, pangkalan udara ini adalah tempat Franklin Roosevelt dan Winston Churchill mendarat dalam perjalanan ke konferensi Yalta pada Februari 1945.

Lokasinya dinilai terlalu jauh dari garis depan untuk bisa dihantam oleh roket konvensional Ukraina berbasis darat.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Rusia dan Ukraina Saling Tuding Serang PLTN

Rusia disebut kembali melakukan penyerangan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, serangan ini merusak tiga sensor radiasi dan melukai seorang pekerja, Minggu (7/8/2022).

Dahsyatnya pengeboman tersebut meningkatkan kekhawatiran akan bencana radiasi nuklir yang mungkin terjadi.

Baca juga: Erdogan Kembali Temui Putin di Rusia Bahas Militer hingga Ekonomi, Jadi Sinyal Bahaya untuk Ukraina?

Dilaporkan Al Jazeera, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut penembakan ini sebagai teror nuklir Rusia yang memerlukan lebih banyak sanksi internasional terutama di sektor nuklir Moskow.

Penyerangan di lokasi yang sama juga terjadi sebelumnya, yang memicu kecaman dari dunia.

Ukraina mengatakan peluru Rusia menghantam kabel listrik di pembangkit tersebut pada hari Jumat.

Namun, otoritas yang ditempatkan Rusia di daerah itu mengatakan Ukraina menghantam situs itu dengan peluncur roket ganda, merusak gedung-gedung administrasi dan daerah di dekatnya.

Sebagai informasi, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah fasilitas nuklir terbesar di Eropa.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan dia khawatir dengan laporan kerusakan dan menuntut tim ahli IAEA segera diizinkan mengunjungi pabrik untuk menilai dan menjaga situs.

"Saya sangat prihatin dengan penembakan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang menggarisbawahi risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan di Ukraina dan sekitarnya," kata Grossi dalam sebuah pernyataan.

“Tindakan militer yang membahayakan keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzia sama sekali tidak dapat diterima dan harus dihindari dengan segala cara.”

Pengeboman yang dilakukan Rusia terhadap PLTN Zaporizhzhia, Energodar, bagian tenggara Ukraina, Kamis (3/3/2022) malam. (Capture YouTube BBC)

Baca juga: Lembaga Internasional Tuding Tentara Ukraina Bahayakan Warga Sipil, Berikut Jawaban Kiev

Spesialis pengendalian senjata nuklir Tariq Rauf mengatakan bahwa alasan mengapa Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah untuk menyediakan listrik ke bagian timur Ukraina yang telah diduduki Rusia.

"Tapi kami benar-benar tidak tahu bagaimana situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia." kata Rauf.

"Mengapa militer Ukraina menembakinya ketika mereka memiliki orang-orang mereka sendiri di sana?"

"Dan kemudian, mengapa Rusia menembaknya ketika mereka memiliki tentara dan ahli teknis di sana?"

Pasukan Rusia, sementara itu, terus menguasai wilayah Donbas di Ukraina timur, tempat separatis pro-Moskow merebut wilayah setelah Kremlin mencaplok Krimea di selatan pada 2014.

Menurut militer Ukraina, pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka di utara dan barat laut kota Donetsk di Donbas pada hari Minggu.

Rusia menyerang posisi Ukraina di dekat pemukiman Piski dan Avdiivka yang dijaga ketat, serta menembaki lokasi lain di wilayah Donetsk.

Kyiv juga mengatakan pasukan Rusia memperkuat di Ukraina selatan untuk mencegah potensi serangan balasan di dekat Kherson.

Jaksa kepala kejahatan perang Ukraina mengatakan hampir 26.000 tersangka kejahatan perang yang dilakukan sejak invasi sedang diselidiki, dengan 135 orang didakwa, 15 di antaranya ditahan.

Namun, Rusia bersikeras membantah menargetkan warga sipil.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina