Konflik Rusia Vs Ukraina

Dikhawatirkan Hasut Warga Lokal, Ini Isi Kampanye Anti Pengungsi Ukraina yang Ramai di Sosmed

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Ukraina saat hendak pergi meninggalkan negara mereka di tengah serangan pasukan militer Rusia. Dikhawatirkan Hasut Warga Lokal, Ini Isi Kampanye Anti Pengungsi Ukraina yang Ramai di Sosmed

Ia pertama mengecek seperti apa kehidupan pribadi Beth lewat akun media sosial (medsos) milik Beth.

Selain itu, Beth juga melakukan berbagai upaya supaya mendapat kepercayaan Alina.

Beth menjelaskan bahwa ia akan menyediakan tempat tinggal gratis kepada Alina selama satu tahun tanpa menuntut bayaran apapun.

"Saya berpikir, saya merasa aman dengan wanita ini," ujar Alina.

Mahasiswi asal Ukraina mengaku mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat pergi mengungsi ke Inggris. (BBC.com)

Alina bercerita, ia sempat menerima pesan-pesan mengkhawatirkan di email dan WhatsApp-nya.

"Saya berhadapan dengan banyak orang yang ingin mengambil keuntungan dari saya," kata Alina.

Alina bercerita, beberapa pesan tersebut menawarkan Alina untuk bekerja sebagai babysitter, hingga menjaga anjing.

Alina mengakui pesan-pesan itu membuatnya curiga.

"Saya seorang pengungsi, saya butuh tempat aman untuk tinggal. Saya tidak sedang mencari uang atau pekerjaan," kata dia.

"saya mendengar ada banyak orang, gadis yang ditawari kamar dengan bayaran hubungan seks," ujar Alina.

Dikabarkan, para pengungsi wanita dari Ukraina terancam mendapat pelecehan seksual oleh warga Inggris.

Terutama dari sejumlah pria lajang yang menawarkan diri untuk menampung mereka.

Hal ini mendorong komisioner tinggi PBB (UNHCR) untuk meminta Inggris agar meninjau kembali skema penampungan sementara untuk pengungsi itu.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Jumat (14/3/2022), tak hanya menjadi korban perang, pengungsi Ukraina juga terancam menjadi korban pelecehan.

Diketahui, Inggris mengadakan program 'Rumah untuk Ukraina', warga yang memiliki kamar cadangan diizinkan membuka rumah mereka bagi warga Ukraina selama mereka dapat menawarkan akomodasi setidaknya selama enam bulan.

Tetapi ada kekhawatiran yang berkembang bahwa perempuan berada dalam risiko akibat program tersebut.

Adapun lebih dari 150.000 orang telah mendaftar sebagai tuan rumah pada hari-hari menjelang peluncuran skema itu pada 18 Maret.

Baca juga: Bayar Aktor Rp 370 Ribu, Intelijen Ukraina Siapkan Rekayasa Tentara Rusia Bakar Rumah Warga Sipil

Pekan lalu, penyelidikan rahasia oleh surat kabar The Times mengungkapkan bagaimana beberapa pria lajang Inggris mengusulkan berbagi tempat tidur dan mengirim pesan yang tidak pantas dan bernada seksual kepada wanita yang melarikan diri dari perang.

Kabar ini didukung pernyataan James Jamieson, ketua Asosiasi Pemerintah Lokal (LGA), yang memperingatkan kemungkinan pengungsi Ukraina bisa menjadi tunawisma.

Dia mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah pengungsi Ukraina yang meninggalkan tuan rumahnya.

Pengungsi itu memilih pergi setelah hubungan dengan tuan rumahnya rusak atau menemui akomodasi keluarga tidak sesuai.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, UNHCR mengatakan pemerintah Inggris perlu mengembangkan proses yang lebih tepat.

Sehingga dapat memastikan para wanita, termasuk mereka yang memiliki anak, mendapat tuan rumah dengan keluarga atau pasangan, daripada pria lajang.

“Pencocokan yang dilakukan tanpa pengawasan yang tepat dapat meningkatkan risiko yang mungkin dihadapi perempuan, selain trauma pemindahan, perpisahan keluarga, dan kekerasan yang sudah dialami,” bunyi pernyataan UNHCR.

Namun rupanya, pemerintah tidak selalu mencocokkan tuan rumah dengan pengungsi di bawah skema 'Rumah untuk Ukraina'.

Alih-alih, warga yang berminat langsung menghubungi pengungsi Ukraina menggunakan grup Facebook dan platform media sosial lainnya, yang dinilai kurang aman.

“Kami takut proses pencocokan gratis terbuka lebar untuk dieksploitasi oleh pedagang manusia dan orang lain yang menyasar pengungsi yang rentan,” ujar Louise Calvey, kepala layanan dan perlindungan di badan amal Inggris Refugee Action.

“Para menteri harus turun tangan dan mengatur dengan tepat sponsor yang cocok untuk memastikan bahwa orang-orang rentan yang datang ke sini mendapatperlindungan aman.”  (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina