TRIBUNWOW.COM - Pihak kepolisian kini diketahui telah menyita ponsel milik Vera Simanjuntak yang merupakan kekasih dari Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penyitaan ponsel Vera Simanjuntak dilakukan oleh penyidik Bareskrim Polri dengan alasan untuk kepentingan penyidikan.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, di dalam ponsel tersebut diketahui terdapat jejak digital percakapan antara Brigadir J dengan Vera Simanjuntak.
Baca juga: Dokter Forensik yang Pertama kali Autopsi Brigadir J Jadi Sorotan, Diduga Tidak Profesional
Informasi ini diungkapkan oleh pengacara Vera yakni Ramos Hutabarat.
Ramos menjelaskan, ponsel milik Vera nantinya akan diperiksa di laboratorium oleh penyidik.
Ramos mengiyakan bahwa kliennya pernah dicurhati oleh Brigadir J tentang sebuah masalah tertentu hingga Brigadir J merasa terancam.
"Kalau tentang itu memang ada diceritakan. Sekitar seminggu sebelumnya ada pembicaraan yang mengarah ke sana," ujar Ramos.
Vera sendiri telah diperiksa selama dua hari oleh pihak kepolisian dengan total 32 pertanyaan.
Di sisi lain, komunikasi terakhir yang dilakukan oleh Brigadir J diketahui terjadi 20 menit sebelum insiden baku tembak terjadi di rumah singgah eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Kala itu orang yang terakhir berkomunikasi dengan Brigadir J adalah kekasihnya yang rencananya akan ia nikahi yakni Vera Simanjuntak.
Dikutip TribunWow.com dari TribunJambi.com, percakapan antara Brigadir J dan Vera terjadi pada Jumat (8/7/2022) sekira pukul 16.43 WIB atau 20 menit sebelum penembakan yang terjadi pada 17.00 WIB.
Baca juga: Dokter Forensik yang Pertama kali Autopsi Brigadir J Jadi Sorotan, Diduga Tidak Profesional
Fakta ini diungkapkan oleh kuasa hukum Vera, Ferdi.
"Terakhir komunikasi itu hari Jumat pukul 16:43 WIB, dan tidak ada tanda-tanda hanya sebatas tanya-tanya kabar," ungkap Ferdi, Minggu (24/7/2022).
Ferdi menyampaikan, terkait tewasnya Brigadir J, pihaknya masih menunggu informasi lebih detail dari hasil autopsi.
"Jadi semua data yang kita terima ini sifatnya belum pasti, sehingga kita lakukan autopsi untuk mengetahui kapan dan sudah berapa lana dia meninggal dunia," kata Ferdi.
"Jadi saya minta teman-teman menyerap apa yang terjadi atau fakta hari ini, bulan ceritanya dari sana ke sana, tidak," tambahnya.
Sebelumnya, keraguan sempat dirasakan oleh tim kuasa hukum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Rasa ragu ini disebabkan oleh pernyataan pihak kepolisian yang menyebut Brigadir J sempat melakukan pelecehan seksual terhadap istri dari mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Dikutip TribunWow.com dari Apa Kabar Indonesia pagi tvOne, Minggu (24/7/2022), Mansur Febrian, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J menyoroti pernyataan dari Karopenmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan pada saat mengungkapkan kasus penembakan Brigadir J.
Baca juga: Beda Versi soal Tersangka Pembunuh Brigadir J, Kuasa Hukum dan Polri Beri Jawaban Berlawanan
Di tengah kondisi keluarga Brigadir J yang sedang berduka, Karopenmas Mabes Polri memaparkan awal mula terjadinya baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E adalah adanya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Yosua terhdap istri Irjen Sambo.
"Kenapa seperti tidak ada rasa empati waktu itu, kenapa langsung mengeluarkan statemen seperti itu padahal ini masih proses lidik dan belum ada gelar perkara, belum ada melibatkan Inafis, Puslabfor," papar Mansur.
Mansur menjelaskan, rasa ragu tim kuasa hukum langsung hilang seusai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Timsus untuk mengusut kasus Brigadir J.
Diketahui, kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J kini telah masuk tahap penyidikan.
Terkait update kasus pembunuhan Brigadir J, pihak kepolisian dan kuasa hukum memiliki jawaban yang berbeda soal sosok tersangka.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamaruddin Simanjuntak selaku kuasa hukum Brigadir J menyebut sudah ada satu tersangka yang mengaku membunuh Brigadir J.
"Sudah ada tersangka. Yang pertama yang sudah mengaku dulu sebagai pelaku," ujar Kamaruddin, Sabtu (23/7/2022).
"Nanti dikembangkan kepada yang lainnya."
Kamaruddin juga menjelaskan bahwa turut ditemukan jejak digital yang memperkuat dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
"Ini masih dirahasiakan dulu untuk kepentingan penyidikan ya," ungkap Kamaruddin.
Jawaban yang diberikan oleh Kamaruddin ini berbeda dengan keterangan dari Polri.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menegaskan bahwa belum ada tersangka yang ditetapkan oleh pihak kepolisian dalam kasus Brigadir J.
“Sampai saat ini penyidik belum menetapkan siapa pun sebagai tersangka,” kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (24/7/2022).
Di sisi lain, sebuah kendaraan mencurigakan disebut telah melintas di sekitar area pemakaman Brigadir J pada Kamis (22/7/2022) hampir tengah malam.
Dilansir TribunWow.com, fakta ini diungkap oleh Pendeta Royanto Situmorang, pembina Ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) yang berjaga di lokasi.
Sebagai informasi, makam Brigadir J di di TPU Desa Suka Makmur, Simpang Yanto Unit 1 Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, kini dijaga 24 jam.
Baca juga: Rela Jaga Makam Brigadir J Siang Malam, Koordinator Ormas PBB: Kematian Dia Sangat Menyayat Hati
Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pencurian atau perusakan jasad Brigadir J yang akan diautopsi ulang.
Adapun autopsi atau ekshumasi tersebut rencananya akan digelar pekan depan dan melibatkan 7 orang dokter forensik independen.
Namun sebelum ekshumasi dilaksanakan, Ormas PBB mengalami kejanggalan saat berjaga di hari Kamis.
Menurut Royanto, ia dan rekan-rekannya memergoki ada sebuah mobil yang melintas pada sekitar pukul 23.00 WIB.
"Tidak tau siapa pemilik mobil ini, jadi kita tidak bisa konfirmasi, malam sekitar 11 lewat," kata Royanto dilansir TribunJambi.com, Jumat (22/7/2022).
Sebagai informasi, lokasi makam tersebut berada di wilayah perkebunan yang tidak digunakan untuk berlalu-lalang.
Kendaraan yang lewat biasanya memang bertujuan untuk melakukan ziarah di makam tersebut.
Namun, mobil jenis Toyota Agya berwarna kuning itu hanya melintas sehingga menimbulkan kecurigaan dari pihak Ormas.
Baca juga: Cek DNA, Baju Terakhir Brigadir J Disita Polisi, Berikut Kata Aparat soal Ponsel yang Diklaim Hilang
Royanto menegaskan bahwa kendaraan tersebut bukanlah milik penduduk wilayah sekitar.
"Kita tidak tau, kalau dari Pemuda Batak Bersatu atau pihak kepolisian tentunya kami kenal, karena dari Kapolsek Sungai Bahar sudah kenal semua, dan pasti berkoordinasi, ini tidak ada," tegas Royanto.
Sebelumnya, Royanto dan rekan-rekan seorganisasinya secara sukarela melakukan pengawasan di makam Brigadir J.
Kenal dekat dengan mendiang, pendeta tersebut ingin berperan aktif agar kasus dugaan pembunuhan rekannya terungkap.
"Kita akan jaga sampai proses autopsinya berlangsung," tegas Royanto dilansir kanal YouTube Tribun Jambi, Jumat (22/7/2022).
"Yang jelas kami mengharapkan bahwa di sinilah nanti akan terbukti, menjadi bukti paling utama penyebab kematian Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua," pungkasnya.
Selama 24 jam, Ormas PBB bersama keluarga dan kepolisian dari Polsek Sungai Bahar piket bergantian menjaga makam.
"Pengawasan ini kita lakukan setiap hari, baik siang maupun juga malam hari," kata Royanto.
"Persiapan kita dari lampu penerangan untuk malam hari, supaya nanti ketika kita melakukan penjagaan bisa semua terlihat dengan baik." (TribunWow.com/Anung/Via)