"Mereka punya strategi intelijen, siapa yang bisa digalang, lawan mana yang bisa ditarik," ungkapnya.
Agar kejadian serupa tak terulang, Stanislaus berpandangan agar aparat keamanan harus sangat selektif ketika melakukan rekruitmen maupun penempatan anggotanya, terutama di daerah-daerah yang rawan.
Baca juga: Gugur Lawan KKB di Maybrat, Serda Miskel Asli Papua Baru Jadi Anggota TNI pada 2021
Keberaadaan Yotam Diburu Aparat
Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakhti Brigjen TNI J.O. Sembiring menjelaskan, keberadaan Yotam saat ini tengah diburu oleh Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) XVII/Cenderawasih.
Sembiring menegaskan, Yotam telah dipecat atau PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat) sebagai anggota TNI.
"Sudah desersi dan dan sudah diputuskan hakim sudah PTDH alias pecat," tuturnya, Rabu.
"Pangdam sudah menyampaikan untuk mencari yang bersangkutan. Jadi meski sudah dipecat, tidak membuat kewenangan dari Pomdam untuk mengejarnya," terangnya.
Diyakini Terlibat 2 Kejahatan
Yotam diyakini telah terlibat dalam dua aksi kejahatan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani menyebut, Yotam secara langsung berperan dalam pelarian senjata api yang dirampas dari Bripda Diego Rumaropen.
Saat itu, Bripda Diego Rumaropen dibunuh oleh dua orang pelaku dan dua senjata api yang dipegangnya dirampas.
Insiden pembunuhan itu terjadi di Jayawijaya pada 18 Juni 2022.
"Senjata steyr dan AK 45 itu sudah jelas ada di kelompok Egianus, pelakunya kelompok Wosa yang merupakan bagian dari kelompok Egianus. Kemudian kelompok itu dijemput oleh Yotam Bugiangge. Senjatanya dibawa Yotam dan sudah dibawa ke Egianus," ujar Faizal di Jayapura, Kamis (21/7/2022).
Hal itu diperkuat pada saat terjadi kontak tembak antara KKB Nduga dengan Satgas Damai Cartenz di Kenyam, sejak Minggu (16/7/2022) hingga Selasa (18/7/2022).
Saat kejadian, kata Faizal, personelnya memonitor steyr hasil rampasan tersebut digunakan oleh KKB. Sosok Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge terlihat di lokasi tersebut.