Paling mencolok, strategi tersebut sukses digunakan oleh Eduardo Almeida kala di luar dugaan mengandaskan PSIS Semarang di Stadion Jatidiri pada leg pertama semifinal Piala Presiden 2022.
Saat itu, Arema FC tak mau ambil resiko dengan memainkan skema open play.
Hal itu terlihat dari banyaknya upaya serangan balik yang dilakukan oleh penggawa Singo Edan melalui kedua sayap dan striker cepatnya Abel Camara.
Secara statistik, PSIS Semarang menguasai jalannya pertandingan dengan torehkan 54 persen penguasaan bola berbanding 46 persen milik Arema FC.
Total tembakan di laga tersebut juga jadi bukti bahwa Arema FC memainkan skema bertahan kuat lalu dilanjutkan dengan serangan balik mematikan.
Tercatat hanya 7 total tembakan skuad Arema FC ke gawang PSIS Semarang berbanding 17 milik Laskar Mahesa Jenar.
3. Jarang Memainkan Permainan Indah Utamakan Hasil Akhir
Untuk skema ketiga kemiripan Eduardo Almeida dengan Jose Mourinho adalah terkait dengan pola permainan.
Seperti diketahui, sosok Jose Mourinho memang dikenal sebagai pelatih yang memainkan skema membosankan dan terkesan monoton.
Hal itu dibuktikan saat melatih Manchester United dan Chelsea, namun malah berbuah panen trofi bagi The Special One.
Nampaknya, hal yang sama juga diterapkan oleh Eduardo Almeida bersama Arema FC di beberapa musim terakhir.
Terkini, nampak di ajang pramusim Piala Presiden 2022.
Sempat tuai kritikan dan dianggap miskin taktik, sosok Eduardo Almeida justru berhasil membawa Arema FC meraih hasil sempurna yang diakhiri dengan gelar Piala Presiden 2022.
Bahkan, secara rasio statistik, Eduardo Almeida sukses bukukan rasio kemenangan yang jauh lebih tinggi dbandigkan hasil seri maupun kalah.
Hal itulah yang menjadi sebab mengapa dirinya dikontrak jangka panjang bersama Singo Edan.